Serapan pengadaan Tahun 2019 dari mitra Bulog Sub-Divre Pati masuk ke Gudang Bulog 201, di Desa/Kecamatan Margorejo, Pati.(Foto:SN/aed)
SAMIN-NEWS.COM PATI – Sejak akhir Maret hingga sekarang serapan pengadaan Tahun 2019 Bulog Sub-Divre Pati, menempati urutan kedua di Divre Jawa Tengah. Hal itu menunjukkan bahwa para mitra yang sudah menjalin kerja sama dalam mendukung program tersebut benar-benar cukup maksimal sehingga harus tetap dipertahankan.
Dengan demikian, dalam kurun waktu sekitar satu setengah bulan serapan pengadaan dari para mitra kerja, baik di Kabupaten Pati, Jepara, Kudus, Rembang, dan Blora sudah mencapai 2.700 ton setara beras. Hal tersebut juga dukungan kondisi masa panen pada musim tanam (MT) pertama dari para petani mulai terserap secara maksimal, dan harga pembelian beras kualitasmedium oleh para pedagang pengumpul juga terjangkau.
Berdasarkan keterangan yang dihimpun menyebutkan, bahwa harga penjualan beras secara langsung oleh para pedagang di pusat-pusat penggilingan saat ini per kilogram Rp 7.500. Sedangkan harga pembelian Bulog, sesuai ketentuan untuk beras kualitas medium per kilogram adalah Rp 8.030, sehingga oleh para mitra kerja beras itui dikemas untuk memenuhi kontrak pengadaan yang sudah dilakukan.
Di sisi lain, para pedagang yang bermitra dengan Bulog pun memproduksi sendiri beras kulaitqas premium untuk memenuhi pengiriman antarpulau. Harga beras konsumsi kualitas tersebut di Pasar Beras Sleko Pati rata-rata masih berkisar Rp 10.000 per kilogram, swehingga harga jual kebutuhan pangan tersebut masih tetap stabil.
Menjawab pertanyaan berkait dengan pelaksnaan pengadaan tahun ini, Wakil Kepala (Waka) Bulog Sub-Divre Pati, Agung Saryanto mengatakan, saat ini para petani tengah memanen hasil tanam padi musim tanam (MT) pertama. Dengan demikian, ketersediaan bahan pangan tersebut di pasaran tentu cukup banyak.
Demikian pula, selain melakukan serapan pengadaan tahun ini stok beras hasil serapan pengadaan Tahun 2018 juga masih cukup tersedia. Sehingga sambil menunggu panenan padi para petani musim tanam (MT) kedua, stok masih aman meskipun pelaksanaan MT kedua ini rata-rata baru tengah berlangsung.
Karena itu, pada saat Lebaran nanti atau pada awal Juni mendatag belum banyak petani yang memanen padinya hasil MT tersebut. Akan tetapi dengan masih tersedianya stok hasil serapan pengadaan tahun lalu dicadangkan untuk menghadapi kebutuhan pangan pada saat puasa hingga Lebaran.
Dengan ketersediaan stok yang aman, hal itu sudah pasti tidak memunculkan terjadinya gejolak harga.”Apalagi, untuk pemenuhan stok tersebut sudah ditopang hasil serapan pengadaan tahun ini, di mana posisi Bulog Sub-Divre Pati menempati urutan kedua, dan urutan pertama ditempati Semarang,”imbuh Agung Saryanto.(sn)