Tanah Uruk untuk Pemadatan JLS Harus Benar-benar Selektif

Tanah uruk untuk pemadatan lahan Jalur Lingkar Selatan (JLS) Pati yang sebagian masih terdapat genangan air dari areal persawahan penduduk, hendaknya benar-benar mendapat perhatian dari pihak penanggung jawab proyek tersebut.(Foto:SN/aed)


SAMIN-NEWS.COM  PATI – Pengurukan dan pemadatan tanah uruk untuk konstruksi Jalur Lingkar Selatan (JLS) Pati yang notabene adalah ruas jalan nasional, seharusnya benar-benar mendapat perhatian dari penanggung jawab proytek yang bersangkutan. Yakni, rekanan pemenang tender proyek tersebut.
Alasannya, hal itu itu merupakan konstruksi datar agar setelah ruas jalan tersebut dituntaskan jika menerima beban di atasnya tidak ”bodhol,” meskipun upaya pemadatannya dilakukan secara maksimal dengan alat berat. Apalagi, kondisi lahan untuk ruas JLS tersebut sampai saat ini masih terdapat genangan air, baik air hujan maupun air buangan dari areal persawahan pendiduk.
Ketika hal itu ditanyakan kepada petugas lapangan proyek yang bersangkutan, Sakirun mengatakan, bahwa untuk tahap awal lanjutan poroyek JLS yang dimulai lagi dari ujung barat, yaitu di Desa Sokokulon, Kecamatan margorejo, Pati, adalah masih tahap pemadatan biasa. Akan tetapi, jika tanah uruk tersebut ada pemasok material yang mengirim padas hitam justru lebih baik.
Untuk tanah uruk yang memenuhi syarat, didatangkan oleh pemasok meterial jenis itu dari hasil galian di Gembong.Akan tetapi ketika diingatkan bahwa banyak tanah dari kompnen pemdatan te padas hitam tidak lagi berbentuk bongkahan melainkan sudah terurai petugas yang bersangkutan akan mengeceknya.
Ini sebagian besar tanah untuk urukan lanjutan proyek Jalur Lingkar Selatan (JLS) Pati yang kini tengah berlangsung.(Foto:SN/aed)

Berkait dengan lahan yang sampai saat ini masih berair, katanya lagi, secara teknis hal itu diikuti dengan pemasangan ”geotekstil.”  Dengan demikian, hal tersebut tidak akan mempengaruhi saat tanah yang digelar di atasnya dipadatkan, karena air saat mendapat tekanan alat berat tidak naik ke permukaan.
Sedangkan ketebalan pemadatan tersebut, saat ini ada yang mencapai dua ”layer”  juga sudah ada yang tiga, karena tiap ketebalan urukan 20 cm harus digilas dengan alat berat jenis fibro dengan tekanan beryon-ton. Karena itu, uopaya pemadatan tiap-tiap ”layer” ini akan mempengaruhi tingkat kepadatan awal.
Adapun dari panjang ruas JLS yang masih tersisa sekitar 5,2 kilometer mulai dari ujung barat ke timur hingga di sekitar perempatan Tanjang. Akan tetapi yang sudah mulai dil;akukan pemadatan mencapai 1,2 kilometer, sehingga nanti jika sudah sampai pada pemadatan untuk ”layer” yang maksimal tetap harus harus menggunakan tanah jenis padas sebagaimana disyaratkan.
Sebab, di atas pemadatan pada ”layer” terakhir itu nanti sudah harus diikuti dengan material untuk agregat terdiri batu pecah dengan campuran pasir. ”Untuk pekerjaan itu sudah barang tentu akan dilakukan pihak rekanan secara bertahap, sehingga pada tahaop awal adalah pemadatan biasa,”imbuh dia.(sn)
Previous post Dahan dan Cabang Pohon di Pusat Kuliner Pati Harus Dipotong Lagi
Next post Tinggal Menghitung Hari Pelaksanaan Pemilu KPU Masih Hadapi Kendala Logistik

Tinggalkan Balasan

Social profiles