Ambulan Batu

Redaktur ”Samin-News”, Alman ED.(Foto:SN/dok-aw)


SAMIN-NEWS.COM  MAU berdalih apa pun demo rusuh dan anarkis di Jakarta, jelas drama dengan skenario berbabak-babak berjudul ”Pemilu Curang” lantaran pemeran utama dan para pemeran pembantu yang tidak mau mengakui kekalahannya dalam Pemilu Presiden. Salah satu skenario tersebut tak lain, mereka berteriak Mahkamah Konstitisi (MK) tidak ada gunanya.
Seharusnya mereka ini sadar, jika MK yang mempunyai tugas dan wewenang memngadili sengketa hasil pemilu, tapi dianggap tidak ada  gunanya. mengapa masih juga ikut-ikutan berkompetisi dalam pemilu?. Karena banyaknya adegan demi adegang selalu disertai kebohongan, maka pentas drama panggung politik ini berubah menjadi panggung komedian (dagelan), sehingga apa pun yang dilakukan para dagelan ini justru menjadi bahan tertawaan rakyat pemilik sah negeri ini yang menontonnya.
Dasarnya mereka memang para pecundang, segala cara pun dihalalkan meskipun harus membenturkan rakyat dengan aparat. Sebab, dalang atau sutradara panggung dagelan politik ini adalah orang-orang keranjingan ambisi akibat sudah tercuci otaknya, dan lupa untuk menjunjung tinggi kebenaran.
Hanya merasa memiliki bertumpuk-tumpuk uang, beranggapan akan bisa menguasai dan menyuruh-nyuruh warga agar membaur untuk melawan aparat yang dalam aksinya selalu disertai dengan teriakan lantang ”Allahhuakbar.” Akan tetapi di sisi lain, kekuatan massa dengan rata-rata dari mulutnya menebarkan bau alkohol cukup menyengat, mengambil pososi di depan untuk memancing aparat agar melepas kendali emosional.
Sebab, di tangan kelompok tersebut sudah ada uang mencapai jutaan sehingga apa pun komando sang sutradara di lapangan benar-benar dipatuhi karena dianggap sebagai dewa. Sehingga dengan senjata bom molotov, kembang api dan batu jelas tak bisa lepas dari skenario yang memang sudah dirancang dari awal.
Sampai-sampai sebuah ambulan salah sebuah partai oposisi yang seharusnya untuk membawa orang sakit pun berubah menjadi ”ambulan batu,” Inilah skenario para dagelan politik yang benar-benar abudaya, terbukti mereka sama sekali tidak memahami bahwa secara internasional fungsi mobil tersebut sama saja dengan mobil palang merah.
Dengan demikian, kepentingan utamnya adalah jelas untuk membawa maupun mengevakuasi orang sakit agar secepatnya mendapat pertolongan. Karena itu, siapa pun partai pemilik mobil ambulan yang sudah diamankan petugas kepolisian itu, jelas-jelas sebuah pelecehan ,lembaga Palang Merah Internasional tersebut.
Karena itu, lebih baik ada pihak yang melaporkan masalah tersebut ke markas Palang Merah Dunia agar   masalahnya bisa diadili di Mahkamah Internasional. Sebenarnya, siapa pun anak SD saja tahu betul bahwa mobil ambulan itu adalah untuk membawa orang sakit, bukan untuk mengangkut batu, dan batu-batu itu justru menjadi senjata kelompok ”dagelan” politik ini untuk menyerang dengan brutal terhadap para aparat.
Akibatnya, aparat pun terpaksa ”giginya copot” karena dalam menghadapi para kelompok dagelan politik anarkis ini merasa geram dengan giginya gemertak menahan kendali emosi yang nyaris lepas. Apa pun alasannya, para aparat ini juga manusia yang mempunyai nurani tapi selalu dipancing-pancing agar lepas kendali emosionalnya.
Jika hal itu sampai terjadi, maka mobil ambulan yang bukan ambulan batu benar-benar kembali fungsinya untuk mengangkuti korban meninggal maupun luka. Semoga hal itu tidak terjadi, karena apa pun tindakan dan kebrutalan serta keberingasannya, mereka ini tetap rakyat di negara berdaulat bernama NKRI yang harus dibayar dengan harga mati untuk mempertahankannya.
Akan tetapi kondisi seperti itu dalam hitungan menit bisa terjadi, jika para dagelan politik oportunis itu tidak segera mengakhir keberingan para pendemo bayaran tersebut. Inggat, aparat itu tetap manusia, lalu di mana para ”pejabat” Komisi Hak Azasi Manusia (HAM) saat ini.
 Jadilah HAM sebagai wasit atas sebuah drama politik konyol seorang anak manusia yang berambisi untuk bisa berkuasa di bumi NKRI, kendati rakyat tidak memberikan dukungan politiknya. Salam waras….!! (Ki Samin)
Previous post Lampu PJU JLS Pati Harus Menjadi Sub-Pekerjaan Tersendiri
Next post Ketua Komisi D DPRD Pati Mussalam Meninggal

Tinggalkan Balasan

Social profiles