Kasdim 0718 Pati Mayor Inf Moch Solikhin bersama Kelompok Gusdurian Pati, Eddy Siswanto dan Kiai Happy Irianto melakukan pengecekan pengkemasan makanan pembatal puasa ibu-ibu Bhayangkari dan Persit Kartika Candra Kirana di Klenteng Hok Tik Bio Pati. Sebanyak 5.000 bungkus makanan kolak, tadi petang dibagikan kepada para pengguna jalan di seputar Perempatan Jago, di Jl Pemuda.(Foto:SN/aed)
SAMIN-NEWS.COM PATI – Berbagi dalam kebersamaan di setiap Puasa Ramadan selalu dilakukan Kelompok Gusdurian dan Klenteng Hok Tik Bio Pati bersama para koleganya, baik jajaran TNI dan Polri tiap tahun tak pernah absen. Yakni, menyediakan makanan pembatal puasa yang dibagikan langsung kepada para pengguna jalan.
Bahkan dalam satu bulan tersebut pembagian makanan khas untuk keperluan itu, kolak, minimal dua kali. Akan tetapi untuk tahun ini hanya satu kali, karena hal sama banyak juga dilakukan kelompok masyarakat lainnya maupun perseorangan, sehingga berbagi dalam kebersamaan benar-benar bentuk kepedulian yang bagi Kelompok Gusdurian Pati dan Klenteng Hok Tik Bio sudah menjadi agenda tahunan.
Karena itu kata Koordinator Gusdurian yang juga Ketua Umum Klenteng se-Kabupaten Pati, Eddy Siswanto, untuk keperluan tersebut pihaknya menggandeng para mitra kerjanya, baik di jajaran Polsek di lingkungan Polres Pati dan Koramil di lingkungan Kodim 07818. Hal tersebut tidak hanya dalam proses memasak maupun mengkemasnya, tapi juga pembagiannya.
Khusus yang disebut terakhir, hal itu sebagaimana tahun-tahun sebelumnya mengambil tempat di seputar Perempatan Jago, di Jl Pemuda Pati.”Kali ini sebanyak 5.000 bungkus kolak tadi petangtandas dibagikan hanya dalam waktu satu jam, dimulai pukul 16.30 s/d 17.30, tepat beberapa saat sebelum para pengguna jalan membatalkan puasanya,”ujarnya.
Dalam berbagi makanan tersebut, katanya lebih lanjut, selain merupakan bentuk kebersamaan dan keopedulian pihaknya, paling tidak juga sudah dilakukan pihak-pihak lain. Melalui agenda kegiatan tahunan ini, paling tidak para pengguna jalan yang kebetulan tengah melakukan perjalanan jauh tidak perlu buru-buru harus sampai di temoat tujuan untuk berbuka.
Sebab, dengan makanan pembatal puasa yang dibagikan secara merata mereka bisa berhenti sejenak untuk menikmatinya, agar hilang rasa dahaganya. Baru melanjutkan perjalanan berikutnya, dan jika berhentinya di halaman masjid sekaligus bisa menunaikan ibadah shalat maghrib, selesai itu bisa kembali melanjutkan perjalanan.
Jika ada yang hendak melanjutkan berbuka, hal itu bisa berhenti di warung maupun rumah makan (RM) yang menyediakan menu masakan sesuai selera. Terlepas dari itu, pihaknya selalu mengajak agar berbagi dalam kebersamaan ini bisa dilakukan siapa saja, baik secara kelompok maupun perseorangan.
Melalui upaya tersebut, paling tidak antarsesama, baik yang muslim maupun nonmuslim bisa saling peduli untuk berbagi.”Apalagi jika dilakukan dengan tulus, maka pasti akan tumbuh rasa kebersamaan yang toleran sehingga dalam kehidupan ini benar-benar terasa indah, karena masing-,masing mempunyai kepedulian tanpa rasa pemtih apa pun,”tandas Eddy Siswanto.(sn)