Menunggu OPD yang Inovatif

Dewan Redaksi ”Samin-News” Alman ED.(Foto:Sn/dok-aw)

SAMIN-NEWS.COM  BARANG kali ini hanya sekadar menyegarkan kembali ingatan kita, jika tidak salah beberapa tahun lalu Bupati Haryanto pernah melemparkan ajakan agar jajaran Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di bawah kendali pemerintahannya mempunyai gagasan yang inovatif dalam program-programnya. Kendati semua program masing-masing OPD sudah tertuang dalam Renja Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), tapi bagaimana penyusunan dokumen perencanaan satu di antara sekian program tersebut benar-benar inovatif.

Sebab Renja sendiri  merupakan dokumen perencanaan SKPD untuk periopde satu tahun yang memuat kebijakan, program dan kegiatan pembangunan. Sedangkan pembangunan dimaksud dilaksanakan langsung pemerintah daerah maupun yang ditempuh dengan mendorong partisipasi aktif masyarakat, tapi yang disebut terakhir ini masih membutuhkan penjabaran secara signifikan agar SKPD tidak tumpang-tindih dalam mengimplementasikan.

Maksudnya, jika pembangunan tersebut ditempuh dengan mendorong partisipasi aktif masyarakat, sebenarnya di sinilah letak kegiatan pembangunan harus benar-benar inovatif. Sebab, hasil akhirnya pembangunan tersebut akan menjadi ”monumen” (jika berhasil) untuk dikenang selamanya oleh masyarakat.

Dengan kata lain, jika salah satu OPD berhasil mengimplementasi salah satu programnya bersama masyarakat, maka ”monumen” keberhasilan yang dicetak pempimpin OPD itulah pasti akan dikenang sebagai ”tinggalan” saat yang bersangkutan memimpin OPD. Karena itu, menggagas dan merencanakan program yang inovatif dalam satu tahun seharusnya perlu untuk mulai dirintis kembali.

Contoh secara langsung sudah ditunjukkan Bupati Haryanto tentang keberhasilannya dalam membangun Pati dalam peridode kedua masa pemerintahannya. Hal itu tiudaknya di bidang sarana dan orasarana, tapi bagiamana yang bersangkutan mencoba terus berupaya menurunkan angka kemiskinan dengan menekan angka penganguran.

Cara-cara menentukan kebijakan, program dan kegiatan pembangunan yang dilaksanakan langsung bersama pimpinan OPD di jajaran pemerintahannya. Dengan demikian, OPD bisa membuat satu program dan kegiatan pembangunan yang inovatif, sehingga bisa ditempuh dengan mendorong partisipasi aktif masyarakat, agar apa yang dilaksanakan setiap tahun tidak monoton.

Untuk bisa merencanakan program yang benar-benar inovatif, hal itu bisa dilakukan melalui penilaian oleh sebuah tim khusus agar masing-masing OPD saling berlomba dalam penyusunannya. Hal itu bisa disampaikan melalui paparan yang langsung dinilai tim, agar program inovatif OPD yang lolos masuk dalam skalka prioritas.

Karena itu sebagai konsekuensi logis, rencana anggaran yang timbul untuk mengiplementasikan program iniovatif OPD itu harus dibawa ke DPRD. Bila perlu program-program inovatif yang lolos berdasarkan penilaian tim sebagai skala prioriytas perlu dibawa lagi, untuk dipaparkan di hadapan Dewan yang bertugas di Banggar.

Melalui pola-pola seperti itu, setiap tahun pasti akan banyak warna program-program inovatif yang dilahirkan setiap OPD. Jika tidak, maka program yang disusun OPD dari tahun ke tahun, pasti itu ke itu mengulang yang sudah ada, menambah dan mengurangi yang sudah dilakukan sebelumnya sehingga gagasan dan inisiatifnya menjadi tumpul.

Padahal, Bupati Haryanto dengan programnya yang inovatif alhasil bisa dilihat apa yang sudah dikerjakan, ternyata benar-benar mengubah wajah Kota Pati. Kendati konsentrasi belakangan ini yang bersangkutan untuk menjabarkan slogannya, ”Nata Praja Mbangun Desa” ,  justru itulah ”roh” keberhasilannya.

Akan tetapi, mengapa SKPD yang punya Renja sebagai dokumen perencanaan dalam periode satu tahun, tidak menyusun program yang benar-benar inovatif. Sebab, program tersebut bisa ditempuh dengan mendorong partisipasi aktif masyakat, baik di bidang pertanian, pariwisata, dan juga lingkungan.(Ki Samin)

 .


Previous post Bukber Jajaran OPD di Pusat Kuliner Pati Diundur Jumat
Next post Gusdurian Ajak Donor Darah di Klenteng Hok Tik Bio

Tinggalkan Balasan

Social profiles