Apa Hubungan Hari Jadi Pati dengan Wasis Joyokusumo?

Logo Hari Jadi Pati 696. (Foto: dokSN/Riyo)

Rencana Kegiatan Pemkab. Pati dalam rangka memperingati hari jadi kota Pati Ke 696 dan HUT RI Ke 74
a. Tanggal 19 dan 20 Juli 2019
Kolaborasi pameran seni pemuda dan duta wisata Pati di stadion Joyokusumo Pati
b. Tanggal 25 Juli 2019
Sosialisasi gemar makan ikan oleh DKP di Pendopo Kab. Pati
c. Tanggal 2,3 Agustus 2019
lomba peternakan expo di taman kota Kalidoro kembangjoyo Pati
d. Tanggal, 3 Agustus 2019
– Seminar Nasional Dengan Tema Pemajuan Kebudayaan Kabupaten Pati Berkontribusi Memperkuat Persatuan Indonesia di Pendopo Kab. Pati
– Pagelaran wayang kulit dan pelantikan pengurus Pepadi Kab. Pati di Pendopo Kab. Pati
e. Tanggal 2,3,4 Agustus 2019
Pameran dan bursa Tosan Aji “Goegah Keris Pati” di gedung juang 45 Pati
f. Tanggal 06 Agustus 2019
–  manakiban di Pendopo Kemiri
–  Pagelaran ketoprak di Pendopo Kemiri
– Sidang paripurna istimewa DPRD di gedung DPRD Kab. Pati
– Karawitan forum wartawan Pati di Pendopo Kab. Pati
– manakiban di Pendopo Kab. Pati
g. Tanggal, 4 dan 5 Agustus 2019
– bazar UMKM di Stadion Joyokusumo Pati
h. Tanggal, 6 dan 7 Agustus 2019
Pati tourism expo di Stadion Joyokusumo Pati
i. Tanggal, 6 Agustus 2019
ziarah di makam adipati tombronegoro di Kelurahan Pati Lor dan tasyakuran hari jadi Kota Pati di pendopo kemiri
j. Tanggal, 7 Agustus 2019
kirab prosesi hari Jadi Kab. Pati
Tanggal, 9 dan 10 Agustus 2019 Festival pangan lokal di Stadion Joyokusumo Pati
k. Tanggal, 10 Agustus 2019
jalan santai HUT RI ke 74 di Dinporapar Kab. Pati
l. Tanggal, 13 Agustus 2019
gerak jalan pelajar dan umum di pusat kuliner Pati
m. Tanggal, 16 Agustus 2019 -Upacara Taptu di Pendopo
– mendengarkan pidato Kenegaraan Presiden dan penyampaian RUU tentang APBN 2019 di gedung DPRD Kab. Pati
– upacara renungan suci di TMP Giri Dharma Pati
n. Tanggal, 17 Agustus 2019
– Upacara HUT RI Ke 74 dilapangan Brimob
– Upacara pemberian remisi di Lapas kelas II B Pati
– Upacara penurunan bendera dilapangan Brimob
Catatan
a. Untuk route kegiatan kirab prosesi hari Jadi Kab. Pati ke 969 yaitu Start Pendopo Kemiri-Jalan Raya Sarirejo-Jalan
Kembang Joyo-Klegen Kalidoro- Jalan Pantura-Jalan Pemuda- Pertigaan taruna- Jalan Tombronegoro- finish Alun
Alun / Kantor Kabupaten Pati.
b. Tedapat 31 rombongan yang akan mengikuti kegiatan kirab. Adapun urut urutan rombongan kirab a.l:
1. Patwal dari Satlantas Polres Pati dan Satpol PP Kab. Pati
2. Pasukan Merah Putih ( Paskibra Pati) Pasukan Panji- Panji Anak- Anak Sekolah.
3. Drum Band SMK An’najah Kayen Bapak Camat Pati,
4. Komandan Barisan ( Cucuk Lampah) naik kuda didampingi 2 Manggolo Yudho Camat Pucakwangi dan Camat Gabus
5. Pembawa Dupan Sesaji 1 orang (Juru kunci pendopo Kemiri)
6. Putri Domas
7. Pembawa pusaka di apit Prajurit Kiri Kanan Pusaka ( 31 orang) 
8. Paguyuban TOSAN AJI
9. Paguyuban PERMADANI
10. Bupati dan Istri
11. Wakil Bupati dan Istri
12. Prajurit (31 orang) 15: 15: 1 (Parang G
13. Ketua DPRD dan Istri
14. Kapolres dan Istri
15. Komandan Kodim dan Istri
16. Kepala Kejaksaan Negeri dan Istri
17. Kepala Pengadilan Negeri dan Istri
18. Kepala Pengadilan Agama dan Istri
19. Kepala OPD (Organisasi Perangkat Daerah)
(21 Kecamatan)
20. Camat dan Istri & Kepala Desa kemiren dan istri
21. Gunungan 
22. Prajurit
23. Pati Batik Carnival ( 25 orang) dari SMA & SMK
“24. Group Kesenian Tradisonal Pati Fragmen Wasis Joyokusumo”
25. Group Kesenian Magelang Topeng ireng Soreng
26. Group Kesenian Lumajang Jaran Slining
27. Group Kesenian Tradisonal Pati Sanggar Paringgo Jati Raras(Keboan
sapi gumarang)
28. Group Kesenian Ponorogo Reog Ponorogo
29. Group Kesenian Tradisional Pati Sanggar Tondonegoro (Balin Danady
Kesenian Kethek Ogleng
30. Group Kesenian Wonogiri
Kesenian Thek Thek
31. Group Kesenian Purbalingga
                                                 

SAMIN-NEWS.COM  JIKA sudah disepakati dan ditetapkan dengan Peraturan Daerah (Perda) No 2 Tahun 1994, tanggal 31 Mei 1994 tentang Hari Jadi Pati yang kini sudah memasuki rentang waktu 696 tahun, itu artinya Kabupaten Pati berdiri sejak Tahun 1323. Konon angka tahun tersebut berdasarkan Prasasti Tuhanaru, di mana prasasti tersebut terbit pada masa pemerintahan Kerajaan Majapahit, di bawah kekuasaan Raja Jayanegara atau nama lain dari Raden Kalagemet, putra pendiri kerajaan itu, Raden Wijaya (1293).

Oleh Tim Hari Jadi Pati (THJP) Tahun 1994, prasasti itu djadikan dasar pembuktian hadirnya seorang Adipati Pati, Tambranegara pernah hadir dalam ”Pisowanan Agung” di Majapahit. Sehingga momentum peristiwa ”pisowanan” itu menjadi titik penentuan Hari Jadi Pati, di mana Adipati Tambranegara yang disebut-sebut sebagai putra Adipati Kembang Joyo, memindahkan pusat pemerintahannya dari Kemiri ke Kaborongan.

Pemindahan pusat pemerintahan tersebut ditengarai dengan terbitnya hari bertanggal 7 bulan Agustus, sehingga beberapa hari lagi Pati akan menggelar perhelatan akbar dalam memperingati hari jadinya tahun ini. Sehingga semua persiapan perencanaan kegiatan dan penganggarannya pun benar-benar dimaksimalkan, dan khusus penganggaran atas perhelatan kirab prosesi boyongan itu mencapai Rp 922 juta.

Tidak hanya itu, personel kepanitian yang terlibat dalam pelaksanaan jumlahnya pun tidak tanggung-tanggung berdasarkan kemampuan maksimal, untuk menggelar perhelatan tersebut. Bahkan sekarang melalui media sosial (medsos) pun sudah beredar luas rangkaian jadwal acara yang cukup padat, dan juga sudah dimulai sejak pertengahan bulan ini (Juli) hingga 7 Agustus nanti.

Khusus yang disebut terakhir adalah merupakan puncak kirab prosesi dengan rangkaian agenda serta para personel yang menjadi bagian dari kirab prosesi tersebut,termasuk tampilan grup-grup kesenian. Akan tetapi, jika kita cermati untuk tampilan kirab di nomor urut 24, yaitu tampilnya Grup Kesenian Tradisional Pati dengan ”Fragmen Wasis Joyokusumo.” 

Karena itu yang menjadi pertanyaan, siapa itu sosok seorang Wasis Joyokusumo sehingga harus di-fragmenkan dalam prosesi kirab Hari Jadi Pati? Sedangkan dalam konteks karya seni, fragmen itu petikan/cuplikan sebuah cerita atau lakon, sehingga jika frgamen berjudul Wasis Joyokusumo, maka sudah barang tentu cerita/lakon tentang tokoh tersebut.

Pertanyaan berikutnya, ”Kok bisa?”  Alasan dan dasar pertanyaan tersebut, bahwa latar belakang (sejarah?) penetapan Hari Jadi Pati, adalah berdasarkan angka Tahun 1323 atau pada masa pemerintahan Adipati Tombronegoro. Sedangkan Wasis Joyokusumo, adalah salah satu putra Ki Ageng Penjawi yang bersama-sama ke Pati atas perintah atau mandat dari Sultan Pajang, Hadiwijoyo, atau Sultan Pajang masa Kerajaan Islam yang memerintah di Tahun 1568-1587).

Perintah Sultan itu kepada Ki Ageng Penjawi berlangsung sekitar Tahun 1582, atau sebelum Sultan Pajang itu wafat, agar menuju ke Pati untuk ”nggulawentah” Pati, sehingga Wasis pun ikut serta . Sedangkan Ki Pemanahan atau Ki Gede Mataram, masih menunggu janji pemberian hadiah alas Mentaok atas jasanya menumpas pemberontakan Jipang Panolan yang menjadi seteru bebuyutan Hadiwijoyo.

Belum genap lima tahun di Pati, Wasis harius membantu Bupati Jepara, Ratu Kalinyamat yang melakukan Ekspidisi ke Selat Malaka untuk untuk memerangi Bangsa Portugis yang malang melintang mengausai perdagangan di selat tersebut. Kendati dalam ekspedisi kali kedua ini gagal, tapi sekembalinya kew Pati mendapat ”surat kekancingan” atau purbawasesa dari Kanjeng Ratu, sebagai Adipati di pesisir utara.

Hal itu terjadi sekitar Tahun 1587, atau saat berakhirnya masa pemerintahan Kasultanan Pajang di bawah Pangeran Benowo . Dengan demikian, Wasis Joyokusumo itu jika ketokohannya dikaitkan dengan kedudukannya sebagai Adipati Pati, bukan ada pada masa pemerintahan Adipati Tombronegoro (1323). Pertanyaan lebih jauh lagi, apa hubungannya Fragmen Wasis Joyokusumo dengan Hari Jadi Pati? 

Sebab, dari masa angka tahun dan rentang waktu saja bedanya cukup jauh serta amat panjang. Hal itu menunjukkan bahwa personel panitia yang meloloskan tampilan fragmen tentang Wasis Joyokusumo, jelas kurang memahami cerita tutur maupun cerita babad, dan lebih-lebih tentang kesejarahan di Pati, Mengapa tidak mem-fragmenkan tentang Adipati Kembang Joyo saat membuka alas Kemiri, atau tentang Adipati Tombronegoro sampai dicatat pisowanannya di Majapahit dalam prasasti Tuhanaru.

Sebab, atas dasar penyebutan dalam prasasti tersebut THJP Tahun 1994, menemukan dan menuliskan Hari Jadi Pati Pati dimulai pada angka Tahun 1323 hingga sekarang. Salam Waras….!!(Ki Samin) 
Previous post PERDA PKL KABUPATEN PATI, BERNAHKAN AKAN DI REVISI ATAU DICABUT ?
Next post Kepala Subdivre Pati Sugeng Purwanta; Terapkan Sistem Kerja Spontan

Tinggalkan Balasan

Social profiles