Kepala Subdivre Pati Sugeng Purwanta; Terapkan Sistem Kerja Spontan

Kepala Bulog Subdivre Pati, Sugeng Purwanta.(Foto:SN/aed)


SAMIN-NEWS.COM  PATI – Sistem kerja digagas secara spontanitas saat berada di kantor maupun di tempat kerja oleh Kepala Bulog Subdivre Pati, Sugeng Purwanta. Sehingga apa yang menjadi skala prioritas pekerjaan hari itu dibahas dalam rapat singkat hari itu juga, tentu menuntut kreativitas dan kesiapan para personel  untuk pelaksanaannya.
Jika saat ini kondisi di lapangan memasuki masa berakhirnya musim tanam (MT) II di tingkat petani/produsen, maka turun ke ke bawah (turba) untuk memantau situasi harga dan juga ketersediaan area lokasi panenan harus dilakukan. Sehingga semua bisa terpantau secara langsung dalam menentukan langkah antisipatif, untuk bersama mewujudkan kedaulatan pangan.
”Saya lebih senang dengan model bekerja seperti itu, karena apa yang dibahas dalam rapat spontan hari itu bisa dilaksanakan hari itu,”paparnya dalam perbincangan dengan ”Samin-News” (SN), di ruang kerjanya, Selasa (23/7) kemarin.
Dengan akan berakhirnya masa panen di tingkat petani yang diikuti berlangsungnya musim kemarau, katanya lebih lanjut, hal itu pasti akan diikuti dengan kenaikan harga beras khususnya kualitas medium di tingkat konsumen. Kondisi seperti itulah yang harus diantisipasi dengan kesiapan Bulog untuk me ngendalikannya.
Karena itu, tingkat ketersediaan pangan harus dilakukan secara maksimal melalui penyerapan pengadaan dengan para mitra kerjanya. Untuk penjualan beras kualitas medium di tingkat konsumen harus tak boleh lebih dari Rp 9.450/kilogram, dan jika itu sampai terjadi maka Bulog harus turun tangan untuk melakukan operasi pasar (OP).
Sebenarnya hal itu sudah terus menerus dilakukan, agar dalam kondisi biasa jangan  sampai terjadi lonjakan harga di tingkat konsumen. Selain itu, penyerapan pengadaan yang terus dilakukan tentu tak bisa dibiarkan menumpuk di gudang penyimpanan, tapi harus tersalurkan agar kualitas beras tetap terjaga.
Apalagi setelah pihaknya tidak melayani beras untuk warga miskin yang digantikan dengan Bantuan Pangan Nontiunai (BPNT), maka berbagai upaya mencari terobosan untuk penyaluran beras serapan pengadaan pun dilakukan. Sampai hari kemarin, serapan dari para mitra kerja sudah mencapai 24.234 ton dari prognosa tahun ini 78.000 ton, sedangkan stok yang tersedia di gudang-gudang sebagai cadangan termasuk hasil serapan masih mencapai 33.000 ton lebih.
Untuk menyerap pengadaan secara maksimal hasil panenan MT II melalui para mitra kerjanya, kini sudah dipersiapkan 9 gudang filial. ”Inilah kewajiban kami dalam menjaga stabilitas ketersedian pangan,”tandasnya. 
Previous post Apa Hubungan Hari Jadi Pati dengan Wasis Joyokusumo?
Next post MENDETEKSI KORUPSI POLITIK PERLU PENDIDIKAN POLITIK .

Tinggalkan Balasan

Social profiles