Selamat Hari Jadi ”Kota Karaoke”

Obrolan pagi bernada sindiran tentang akan berlangsungnya Hari Jadi Kota Karaoke terjadi di sebuah warung makan, Selasa (30/7) pagi ini. (Foto:SN/aed). 


SAMIN-NEWS.COM :PAGI yang cerah hari ini di sebuah warung saat kebetulan rombongan pengunjung berkurang, di deretan meja dalam warung tersebut masih berlangsung keasyikan ngobrol kecil empat perempuan usai makan. Yang dibrolkan tentang selersa merokok, termasuk jenis rokok yang menjadi kegemarannya.
Tak berapa lama datang rombongan anak-anak muda berseragam batik, jika dicermati kartu identitasnya adalah karyawan/karyawati sebuah bank. Ternyata di antara kedatangan mereka ada seorang perempuan paruh baya ikut masuk ke dalam warung, entah apa yang sedang di pesan karena perempuan itu ikut ambil tempat duduk di kursi panjang deretan meja yang ditempati empat perempuan muda yang tetap masih asyik berbincang.
Tak diketahui secara pasti dari mana awal dan ujung pangkalnya, perempuan paruh baya tersebut entah bermaksud menyindir empat perempuan muda di sebelahnya atau hanya sekadar iseng berbicara kepada pemilik warung. Sedangkan apa yang disampaikan tak lain, bahwa sebentar lagi akan berlangsung peringatan Hari Jadi ”Kota Karaoke” yang jatuh di tanggal 8 Agustus.
Mendengar ungkapan perempuan tersebut, pemilik barung justru tertawa juga tidak jelas apa maksud tertawanya. Bisa saja tertawa pemilik warung itu ikut menyindir empat perempuan muda yang tampaknya sudah sering berkunjung untuk makan di warungnya, atau menangkap istilah ungkapan Hari Jadi ”Kota Karaoke” yang ddengan dari perempuan tersebut memang terdengar lucu.
Akan tetapi terlepas dari gurauan kecil di warung di pagi hari ini, jika dicerna lebih seksama bahwa sebutan Pati sebagai ”Kota Karaoke” yang sudah dicoba untuk ”distip” ternyata tidak semudah yang dibayangkan. Hal itu juga tak beda jauh, ketika sedikit demi sedikit kota ini harus mencoba melepas dari istilah-istilah atau sebutan unik, yaitu Pati sebagai ”Kota Paranormal.”
Sedangkan jauh dari julukan unik itu, Pati pun pernah dikenal dengan sebutan julukan sebagai ”Kota Pensiun.” Khusus yang satu ini, pemerintah kabupaten sekarang dengan berbagai dinamikanya, mulai berhasil menghapus julukan yang menggambarkan bahwa isilah pensiun itu tidak lagi ada hal yang bisa diperbuat lagi oleh masyarakat.
Sedangkan menghapus julukan sebagai ”Kota Paranormal” akhirnya lambat laun juga tenggelam dari pederan, wetelah mengetahui para penjual jasa akan hal-hal yang diistilahkan sebagai hal supranatural itu lebih banyak ketidakcocokannya ketimbang keberhasilannya sehingga para pengguna jasa para normal ini satu per satu rontok kepercayaannya.
Dengan demikian, jika Pati bisa menghapus atau mengubah perda tentang pariwisata yang diikuti dengan penyediaan fasuilitas tempat karaoke, maka sebutan Pati sebagai ”Kota Karaoke” baru bisa benar-benar tanggal. Akan tetapi, fasilitas tempat hiburan di mana kabar negatif yang tersebar selama ini adalah menjadi salah satu faktor penyebab bagi pria yang punya hobi ”narik kabel” jadi korbannya.
Kemungkinan karena faktor tersebut, perempuan paruh baya dalam gurauannya di warung makan pagi itu karena terdorong, hadirnya empat perempuan muda bermobil tersebut tak bisa dihapus bahwa profesiu mereka itu sebagai apa. Sehingga sampai pemerintah kabupaten yang tanggal 7 Agustus nanti menyelenggarakan peringatan Ke-696 Hari Jadi Pati, digantinya dengan sebutan atau istilah Hari Jadi ”Kota Karaoke.”(sn)
Previous post Membumikan Peringatan Hari Jadi Pati; Sebuah Catatan dari Beberapa Tulisan (28)
Next post Pengusaha Selalu Menang Tender Apakah Tidak bisa digugat Rakyat ?

Tinggalkan Balasan

Social profiles