Bila Malam Kampung Saliyan Kembali ke Masa Silam

Gapura dari bahan material bambu bertuliskan Saliyam ”Kampoeng” Pati Tempo ”Doloe” dengan latar belakang nyala ”damar sewu.” (atas). Penyalaan secara simbolis ”damar sewu” oleh Kwpala Kelurahan Patio Lor, Haryanto bersama tokoh masyarat, Babinsa dan Babinkamtibmas (bawah).(Foto:SN/aed)


SAMIN-NEWS.COM  GAGASAN sederhana dan bisa dilaksanakan siapa saja mumcul dari kelompok warga dan tokoh masyarakat di Kampung Saliyan, Kelurahan Pati Lor dalam Peringatan Ke-696 Hari Jadi Pati dan HUT Ke-74 Kemerdekaan RI Tahun 2019. Sejak Rabu (31/7) malam lalu, kampung itu warganya mematikan lampu penerangan listrik di teras rumah mereka yang di [inggir jalan tiap mulai pukul 22.00 hingga pagi hari.
Tidak hanya itu, warga juga minta kepada pihak yang berkompeten Seksi Pelistrikan Bidang Kwebersihan dan Pertamanan Dinas Pekjerjaan Umum dan Tata Ruang (DPUTR) Kabuaten Pati, untuk mematikan penerangan jalan umum (PJU) di kampung tersebut. Hal itu juga sudah dilakukan dan akan berlangsung selama satu bulan penuh.
Hal tersebut, kata Ketua RW 2 Saliyan, Hartono, merupakan salah satu bentuk upaya riil untuk mencoba menghemat penggunaan energi listrik. Kendati warganya masih tampak canggung karena baru kali pertama, tapi jika nanti ”damar sewu” yang dibuat sudah mulai terpasang dan menyala semua di swepanjang tepi jalan/lorong mereka pasti akan terbiasa.
Sebab, masih lebih dari 60 buah ”damar sewu” yang sampai swemalam belum terpasang, termasuk yang ada di lingkungan Makam Saliyan. ”Pemasangannya akan kami tuntaskan bersama warga nanti siang sehabis shalat Jumat,”paparnya.
Efek dari nyala ”damar sewu” yang menggunakan bahan bakar murah jenis solar, bila malam Kampung Saliyan, Kelurahan Pati Lor dalam kondisi seperti kembali ke masa silam.(Foto:SN/aed)

Setelah dua malam ”damar sewu” menjadi penerangan pinggir jalan Kampung Saliyan, masih kata dia, getar rasa para orang tua yang mengalami masa-masa penggunaan lampu ”senthir”, ”uplik”, ”teplok” berbahan bakar minyak tanah suasana malam benar-benar kembali terulang. Tidak hanya itu, anak-anak yang tidak pernah mengalami masa-masa itu ada juga yang menyalakan sendiri di sore hari untuk latar belakang berswafoto.
Terlepas dari maksud apa yang dilaksanakan warga sekarang, di sisi lain memang hanya semata-mata ikut memperingati Hari Jadi Pati dan HUT Kemerdekaan RI dalam suasana berbeda. ”Karena itu, damar sewu setelah selesai dimanfaatkan selama satu bulan akan kami simpan di balai RW untuk dimanfaatkan kembali tahun depan,”imbuh Hartono.
Dalam kesempatan penyalaan damr sewu secara simbolis, Kepala Kelurahan Pati, Haryanto menegaskan, pihaknya akan selalu mendukung setiap upaya warga yang mulaai bangkit menata dan membangun lingkungannya. ”Hal itu harus kami lakukan, dan jika tidak namanya tidak ada gayung bersambut.”
Di kewsempatan itu, salah seorang tokoh masyarakat setempat H Rasiman yang juga mantan Kabag Humas Setda Pati menegaskan, upaya memperingati Hari Jadi Pati dan HUT Kemerdekaan RI, di mana Saliyan yang berani tampil beda hendaknya dijadikan pemicu semangat untuk terus berupaya menata lingkungannya. ”Tempo dulu, meskipun hidup tanpa penerangan listrik para pendahulu kita tetap bersemangat dalam memperjuangkan Kemerdekaan RI yang bisa kita nikmati sampai saat ini,”tegasnya.(sn)



Previous post E-MAJALAH EDISI I (Pisowanan Hari Jdi Ke-696 Pati)
Next post Haryanto : Populasi PU Tinggal 1 Juta Lebih

Tinggalkan Balasan

Social profiles