Duabelas Potensi Pati Ditawarkan Investor

Kepala Dinas Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kabupaten Pati, Sugiyono AP MSi (Foto:SN/sat)

SAMIN-NEWS.COM  PATI – DALAM konteks persaingan apa pun maka hukum tak tertulis yang berlaku adalah ”siapa lebih cepat pasti dapat” Apalagi jika persaingan tersebut menyangkut sebuah kegiatan usaha dalam skala sedang maupun besar, tentu tak bisa hanya sekadar direkayasa dalam angan-angan karena tertinggal satu langkah berari peluang dan kesempatan tak bisa lagi terulang.
Peluang berusaha atau berinvestasi saat ini terbuka lebar di Pati, maka para pelaku usaha atau pebisnis yang berminat menanamkan modalnya di Pati pada tahap awal ini bisa melakukan penjajagan ke pihak berkompeten wetempat. Yakni, Dinas Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) yang berkantor di Jl Tombronegoro No 1 Pati.
Kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang bersangkutan, Sugiyono AP MSi dalam kesempatan berbincang dengan ”Samin News” (SN) memaparkan ada duabelas potensi di Kabupaten Pati yang saat ini tengah ditawarkan secara terbuka bagi pemilik modal yang ingin menanamkan modalnya di Kabupaten. Secara rinci, untuk bidang pariwisat, misalnya (1) Gua Pancur terletak di Desa Jimbaran, Kecamatan Kayen.
Lokasinya berada di lahan Pemerintah Kabupaten Pati, memiliki sejuta pesona karena di dalam gua terdapat stalatit dan stalakmit yang indah  dan sedang dalam proses perbaikan untuk menjadi primadona wisata Pati.Beberapa fasilitas yang tersedia saat ini antara lain susur gua, embung untuk wisata air, buper, foto spot, area jogging, kios cinderamata, dan kuliner.
Investasi yang ditawarkan adalah kerja sama untuk membangun dan meningkatkan sarpras gu tersebut, yaitu untuk membuka akses promosi gua ke segmen pasar yang lebih luas sekaligus mendorong pengembangan sarana pendukung objek wisata itu. Dengan demikian diharapkan mampu berkontribusi dalam peningkatan daya saing industri kepariwisataan Kabupaten Pati, khususnya di Provinsi Jawa Tengah.
Selain Gua Pancur, satunya lagi (2) adalah Waduk Gunung Rowo di Desa Sitiluhur, Kecamatan Gembong jaraknya dari Kota Pati kurang lebih 16 kilometer dengan kondisi jalan beraspal. ”Waduk indah di daerah perbukitan ini mempunyai luas 320 hektare sehingga kita dapat menikmati pemandangan alam indah waduk itu sendiri, Gunung Muria dan lembah hijau,” ujarnya.
Investasi yang ditawarkan, katanya lagi adalah kerjasama membangun dan meningkatkan srpras untuk membuka akses promosi ke segmen pasar yang lebih luas sekaligus mendorong pengembangan sarana pendukung objek wisata. JHal itu diharapkan mampu berkontribusi dalam peningkatan daya saing industri kepariwisataan di Pati, khususnya di Jawa Tengah.
Berikutnya (3) Pwngwmbangan Sentra Industri Perikanan Tangkap yang berada di Kecamatan Juwana, lahannya milik pemerintah Kabupaten Pati seluas 10 hektare yang bisa dikerjasmakan. Lokasi sangat startegi, menyatu dengan pelabubuhan, kolam tambat kapal dan Tempat Pelelangan Ikan (TPI), untuk investasi yang ditawarkan yaitu bermacam-macam pabrik, docking, ”coldstorage”, pengalengan ikan.
Selain itu ada pula (4) Sentra Industri Garam karena Pati penghasil garam cukup garam yang tersentra di Kecamatan Wedarijaksa, Trangkil, Juwana , dan Kecamatan Batangan. Dengan kondisi tersebut seharusnya mampu menjadikan para petani untuk terus berinovasi memproduksi garam industri, mengingat garam industri kualitas ekspor di Indonesia sangat minim, maka investasi yang ditawarkan adalah adanya peluang usaha integrasi pergaraman.
Potensi lainnya (5), yaitu Budidaya Ikan Nila Sain karena selain penghasil bandeng dan udang windu Kabupaten Pati merupakan daerah yang kali pertama dalam budidaya mampu membudidayakan ikan nila salin atau budidaya nilai air payau di Indonesia. Lokasi lahannya di Kecakatan Tayu, di mana ikan nila salin dibudidayakan secara massal dengan luasan sudah mencapa 800 hektare dan hasilnya sudah diekspor ke Amerika dan Eropa, maka investasi yang ditawarkan adalah pembenihan, pembesaran, pakan, angkutan sarana prasarana, dan ”processing fish.”
Potensi yang cukup andal di Pati (6), adalah Budidaya Unggas karena Pati mempunyai populasi unggas cukup besar dan tersebar di seluruh kecaatan dengan jumlahnitik yang dipotong per tahun mencapai 145.000 ekor. Ada pula ayam buras betina  sebanyak 355.000 ekor dengan produksi telur sekitar 23 juta butir, ayam ras dewasa bertelur mencapai 160.000 ekor per tahun dengan jumlah produksibtelur sekitar30juta butir, selain ungga tersebut juga ada jenis Bebek Hibrida Super karena itu investasi yang ditawarkan adalah peluang usaha bibit ”Day Old Chick (DOC) ”Day Old  Duck” (DOD), pakan, pembesaran, telur dan ”procssing food” (bersambung)

(sambungan…..)

Sedangkan potensi (7) di Kabupaten Pati, masih kata Sugiyono, yaitu Sapi Potong kini juga tengah berkembang dengan baik, dan untuk meningkatkan hal itu perlu peningkatan kerjsama antara peternak dengan pemerintah utamanya penambahan populasi ternak. Selain itu juga integrasi penyediaan hijauan makanan ternak (HMT), ketrampilan beternak masyarakat, serta pemanfaatan lahan-lahan kosong, baik tegalan, lapangan, kebun mauoun halan rumah.

 Tetrnak sapi potong berkembang di Kecamatan Margoyoso, Gunungwungkal, Gabus, Wionong dan Kecamatan Jaken. Potensi sumber daya alam yang ada, di antaranya lahan kering, potensi rumput alam, limbah tanaman pangan dan palawija. Investasi yang ditawarkan kepada para investor selain pembibitan  juga pembesaran dan pakan.

Ini potensi yang (8), yaitu Sentra Kerajinan Kulit Desa Suwaduk, Kecaatan Wedarijaksa, karena maraknya produk impor masuk ke dalam negeri dalam era pasar bebas maka para pengusaha lokal khisusnya kerajinan kulit harus siap menghadapi persaingan tersebut. Karena itu kualitas menjadi tuntutqan utama atas produk-produk pengusaha lokasl tersebut, selain model yang inovatif.

Ternyata para pengusaha sepatu kulit mampu bertahan dalam menghadapi persaingan, bahkan saat ini sudah kewalahan karena banyaknya permintaan baik dalam maupun luar kota. Investasi yang ditawarkan selain sudah saatnya Pati harus berkembang atau berdiri sebuah pabrik sepatu juga permodalan dan bahan baku.

Potensi (9) yang pernah mendunia sehingga Pati dikenal menjadi bagian dari Centra Java Kapook, pusat pengusahanya berada di Desa Karaban, Kecamatan Gabus. Di desa ini merupakan pusat produksi kasur kapuk sebai alas tidur, kasur lantai Palembang dan juga pelaratan tidur lainnya seperti bantal dan guling, maka kebutuhan kapuk odolan semakin meningkat seiring meningkatnya permintaan produk kasur lokal, sehingga investasi yang ditawarkan adalah pembuatan pabrik kasur lantai, peralatan tidur yang berbahan kapuk randu.

Untuk potensi (10) di Pati, yaitu Sentra Konveksi ada di Kecamatan  hasil produksinya selain celana, baju juga jaket. Produksi tersebut tidak hanya hanya untuk mmenuhi permintaan di Jawa tapi hingga luar Jawa, maka investasi yang ditawarkan adalah pendirian pabrik konveksi dan permodalan.

Adapun yang (11) adalah Sentra Kuningan, industri ini terpusat di Kecamatan Juwana dan sudah lama menjadi ikon Pati dan bahkan sudah merambah pasar ekspor ke Eropa, Amerika  dan belahan dunia lain. Industri kerajinan kuningan Juwana  memproduksi berbagai macam hiasan lampu, suvenir hingga perabot rumah tangga, dan investasi yang ditawarkan adalah pembuatan pabrik kuningan permodalan.

Satu potensi lainnya (12) adalah Budidaya Jeruk Pamelo Madu, tersentra di Desa Bageng, Kecamatan Gembong. ”Apalagi di bidang perkebunan Pati saat ini tengah dikenal dengan jeruk pamelo madu rasanya yang manis buah ini juga segar karena memiliki kandungan air banyak, dan jaruk ini tanpa biji dan juga tanpa ampas, maka investasi yang ditawarkan adalah budidaya, ekspor, pacckaging, dan permodalan,”imbuh Sugiyono mengakhiri perbincanganny dengan SN.(sigit)

Previous post Akan Menjadi Tanda Tanya Bila Kontrak Berakhir belum Dibuka Untuk Umum Alun-alun Kabupaten Pati.
Next post Dua Ponpes di Pati Terima Hibah Pembangunan PTLS dari Kementrian ESDM

Tinggalkan Balasan

Social profiles