Mau Bicara Apa Bantuan Air Bersih untuk Warga Terdampak Kekeringan di Pati

Ini bantuan air bersih dari Kelompok Gowes Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagperin) Kabupaten, untuk warga terdampak kekeringan di wilayah Kecamatan Jakenan, Pati.(Foto:SN/dok)


SAMIN-NEWS.COM  BEBERAPA bulan terakhir dampak kemarau panjang benar-benar mengharu-biru puluhan ribu warga desa di wilayah Pati selatan yang terdampak langsung dari ekstremnya cuaca tersebut. Masing-masing di Kecamatan Jakenan, Jaken, Pucakwangi, Winong, Tambakromo, Gabus, dan sebagian di Kecamatan Kayen.

Akan tetapi, gerakan warga pemegang solidaritas kepedulian itu benar-benar luar biasa untuk sekadar diomongkan atau dipaparkan dalam pemberitaan media massa. Sebab, kelompok warga peduli dari berbagai kalangan ini bergerak berdasarkan prakiraan mana warga desa yang harus disalurkan bantuan air bersih itu.

Jumlah mereka jika didata secara maksimal, maka jumlah mereka tidak hanya sekadar ratusan tapi ribuah, dan itu sudah pasti tercatat dal laporan ”wira-wiri” desa penerima bnatuan. Belum lagi, berapa ribu tanki atau bwrapa juta meter kubik air bersih yang sudah tersalurkan sehingga warga untuk sementara ini tetap terbebas dari ancaman kekutrangan air bersih untuk keperluan sehari-hari.

Belum lagi berapa miliar yang harus dikeluarkan kelompok pemegang solidaritas ini, untuk pengadaan air bersihnya, tanki-tanki pengangkutnya di mana pihak penyedia jasa tersebut yang meraup untung besar. ‘Sehingga imbal baliknya, mereka ini harus jangan abai terhadap keselamatan lingkungan.

Selain berjasa di musim klemarau karena bisa menyediakan air bagi kelompok solidaritas untuk disalurkan kepada warga desa yang terdampak kekeringan, tapi di sisi lain jangan sampai abai terhadap lingkungan.(Foto:SN/dok)

Melihat semangat para pemegang solidaritas yang benar-benar luar biasa ini, ada saran sederhana dari Dandim 0718 Pati, Letkol ARM Arief Darmawan, yakni dalam hal penyaluran air ke lokasi. Ternyata di wilayah Pati selatan itu banyak desa yang mempunyai fasilitas embung sehingga fasilitas tampungan air tersebut bisa dimanfaatkan untuk menampung air yangvsudah dikirim para pengantarnya sehingga bisa terpusat menjadi satu.
Dengan demikian, kendaraan pengangkut tidak harus keluar masuk desa mencari di mana lokasi pembagian air, melainkan cukup terpusat di embung kecuali desa yang tidak mempunyai fasilitas tersebut. ””Konsekuensinya, warga yang tempat tinggalnya jauh dari lokasi embung memang harus sehingga minimal harus mempunai alat transoportasi berupa sepeda onthel,”ujanya,
Di tengah gegap gempitanya penyaluran bantuan air bersih, ”SN” menggarais bawahi bahwa kelompok solidareitas ini jangan pernah jera untuk bersiap-siap menghadapi kondisi yang sama di tahun berikutnya. Akan tetapi kadang kita ini wsering lupa terhadap hal-hal luar biasa berkait masalah kemanusian tersebut, yaitu kita menjadi abaio jika musim hujan sudah tiba.
Padahal, dalam kesempatan tersebut para ahli yang berkompeten di bidangnya di lingkungan Pemerintahan Kabupaten (Pemkab) setempat harus menggagas sebuah upaya untuk mulai menelisik kembali keberadaan mata air di Pegunungan Kendeng utara ini dalam beberapa dasawarsa terakhir ini menghilang. Faktor penyebabnyq tidqk sulit untuk dianalisa, karena di kawsan pegunungan itu tak lagi tumbuh pohon besar yang akarnya bisa menyimpan air.
Saat mata air kering, bagian dalamnya mungkin tertimbun tumpukan dedaunan yang sudah terlalu lama membusuk sehingga berubah menjadi endapan lumpur maka harus ada keberanian gerakan moral untuk menata dan menelusuri pusat mata air hingga hilirnya. Dengan demikian, harus ada gerakan melakukan penaman pohon besar secara besar-besar yang dimotori oleh pihak-pihak yang selama ini sebagai penggangsir Pegunungan Kendeng.(sn)

Previous post Polisi Segera Sambangi Pondok Pesantren
Next post E-MAJALAH EDISI VI (Apa Kabar Swasembada Pangan?)

Tinggalkan Balasan

Social profiles