SAMIN-NEWS.com, PATI – Benar-benar sangat disesalkan sebuah proyek jalan dan jembatan nasional ruas Jalur Lingkar Selatan (JLS) Pati. sebenarnya belum lama selesai diresmikan karena proyek dengan sistem ”multiyears” sudah selesai akhir Desember 2019. Akan tetepi setelah dibuka dan dilewati kendaraan bermuatan berat dari barat, untuk lajur sisi utara justru sangat memprihatinkan.
Sebab, setelah kondisi cuaca beberapa hari terakhir ini turun hujan hal itu justru menimbulkan dampak yang sangat memalukan, karena ”oprit” (sambungan antara ruas jalan dengan jembatan-Red) justru ambles atau mengalami penurunan lebih dari sekitar 15 cm pada bagian permukaan. Hal itu terjadi pada satu dari tiga jembatan baru, yaitu Jembatan Penambuhan, di ruas JLS tersebut.
Selain amblesnya oprit di sisi timur, tepat beberapa cm di belakang ”platinjak” jembatan tersebut juga mengalami keretakan melintang selebar badan jalan. Dengan demikian, jika amblesnya oprit terus berlanjut karena hujan dan menurunnya tanah pemadatan saat konstruksi tersebut dikerjakan tidak cermat, maka antara badan jalan dan jembatan lama-lama akan terpisah.
Hal itu, kata beberapa pemerhati konstruksi jembatan yang belum lama difungsikan itu, keselahan utama adalah pada rekanan saat melakukan pekerjaan pemadatan atau urugan oprit. Besar kemungkinan karena faktor buru-buru soal waktu, maka pelaksanaan pekerjaan konstruksi tersebut hanya tampak padat pada bagian permukaan,”Abdul.
Akan tetapi, katanya lagi, justru pelaksana lapangan rekanan yang bersangkutan tidak menyadari bahwa pemadatan urugan oprit berlangsung saat berlangsungnya musim kemarau panjang. Dengan demikian, pemadatan harus diikuti dengan penyiraman air yang maksimal agar saat musim hujan terkena rembesan tanah urugan tidak kembali melunak yang dampaknya oprit jembatan itu ambles.
Kendati arus lalu lintas khususnya truk-truk bermuatan berat sudah dialihkan masuk dan lewat Kota Pati, hal itu tidak akan mengamankan kondisi oprit yang sudah terlanjur mulai ambles baik yang dari ujung barat maupun timur jembatan, ambles semakin parah pun tak bisa dihindarkan. Sebab, rembesan air hujan yang masuk ke celah-celah lubang antara tembok pangkal dan ujung jalan mengalirnya tentu tetap pada seputaran di dalamnya.
Dampak yang terjadi sekarang pun sudah ditimbulkan oleh kondisi tersebut, yaitu mulai retaknya fondasi sayap pada ujung jembatan. ”Tidak hanya itu, beberapa meter bagian median jalan juga mengalami hal yang sema, sehingga satu-satunya upaya paling tepat adalah membongkar lagi bagian konstruksi itu untuk digantikan yang baru,”imbuhnya.
Sampai kemarin, Pejabat Pembuat Komitmen (PPKom) untuk Trengguli-Kudus-Pati hingga Batas Kota Rembang, Suratno belum berhasil dihubungi. Dua pegawai perempuan di kantor tersebut menjelaskan bahwa yang bersangkutan belum sampai di kantor, tapi ketika ”Samin News” menjelaskan maksud kedatangannya untuk konfirmasi berkait amblesnya oprit Jembatan Penambuhan mereka membenarkan, dan menyebutkan masih dalam masa pemeliharaan.