SAMIN-NEWS.com, PATI – Jauh sebelum reformasi sepanjang tepi jalan Pati-Gabus lengkap dengan saluran pembuang (drainase) cukup maksimal, sehingga bila ada gelontoran air hujan dari kawasan hulu langsung lancar mengalir masuk ke alur Kali Juwana. Akan tetapi sesudah itu hingga sekarang, banyak genangan air di tepi jalan selesai turun hujan.
Kondisi tersebut banyak terjadi di sisi tepi barat jalan, sehingga pengguna jalan dari Gabus ke Pati banyak yang terganggu, karena saluran pembuang yang pernah tersedia memang terletak di sisi barat jalan. Karena saluran tersebut sudah hilang dimanfaatkan warga untuk mendirikan bangunan permanen, maka kondisi itu akan terus berlanjut jika pihak nyang berkompeten tidak segera mengambil langkah-langkah penyelesaian.
Rencana tersebut, kata salah seorang di bagian perencanaan Bidang Binamarga Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (DPUTR) Kabupaten Pati, Samijan dalam tahun ini akan dituntaskan. Sebab, alokasi anggaran untuk keperluan itu sekitar Rp 10 miliar lebih yang bersumber dari Dana Alokasi Khusus (DAK) sudah disiapkan.
Upaya yang bakan dilakukan pihaknya adalah meninggikan bagian ruas jalan yang bila hujan menjadi tempat genangan air dengan konstruksi beton rigid. ”Sedangkan sisanya dengan pengaspalan biasa, karena melalui upaya itu ketersediaan alokasi anggaran bisa terjangkau, tapi kalau harus ditambah pembuatan drainase anggaran yang tersedia tidak mencukupi,”ujarnya.
Lagi pula, masih kata dia, untuk menempatkan drainase di sisi barat jalan sudah barang tentu tidak ada lagi daerah milik jalan (DMJ) yang tersisa, sehingga tidak mungkin untuk keperluan itu pihaknya menggunakan bahu jalan yang juga sama-sama sangat terbatas. Karena itu penanganan kondisi ruas jalan Pati-Gabus tetap harus dituntaskan agar saat musim hujan ruas jalan tersebut tidak menimbulkan permasalahan.
Dengan demikian, penanganan akan dimulai dari tikungan pertama selepas dari perempatan lampu pengatur lalu lintas di Jalur Lingkar Selatan (JLS) Pati. Di lokasi tersebut, jelas harus dilakukan pembetonan karena badan jalan sudah terlalu rendah sama dengan tanah milik warga di sisi kiri dan kanan, sehingga bila terjadi gelontoran air hujan, lokasi ruas jalan itu yang awal tergenang.
Apalagi, bekas talut penahan saluran yang pernah ada di sebelahnya sekarang sudah hilang tertutup menjadi tempat kegiatan usaha warga, sehingga ruas jalan itu harus dilakukan pembetonan. Hal sama juga harus dilaksanakan selepas sisi selatan Jembatan Ngantru di alur Kali Juwana, yaitu di Desa Banjarsari, Kecamatan Gabus, Pati.
Upaya peninggian ruas jalan di lokasi itu tetap harus dengan konstruksi beton rigid, menyambung dengan konstruksi beton yang sudah ada sebelumnya. ”Ruas jalan dengan rigid beton itu, ada di Desa Gempolsari, di wilayah kecamatan setempat yang semula jika turun hujan juga menyisakan genangan air yang mengganggu pengguna jlan,”imbuh Samijan.