Hujan di Awal Tahun Berkah Bagi Para Petani

Para petani di sepanjang Jalur Lingkar Selatan (JLS) Pati, bersiap-siap untuk segera menanam padi pada musim tanam (MT) 1, menyusul turunnya hujan tepat di awal Tahun 2020 kemarin.

SAMIN-NEWS.com, PATI – Hujan di awal Tahun 2020 kemarin yang berlanjut hingga hari ini Kamis (2/1) benar-benar berkah bagi para petani, utamanya yang areal persawahannya tadah hujan. Kondisi tersebut untuk wilayah Kecamatan Margorejo dan Kecamatan Kota Pati, banyak terdapat di sepanjang ruas Jalur Lingkar Selatan (JLS) Pati.

Khusus yang disebut terakhir, untuk Kecamatan Kota Pati adalah areal persawahan di Desa Panjunan, sehingga begitu hujan turun para petani langsung turun ke sawah. Ada yang langsung siap tanam, tapi ada pula yang baru mengolah lahan karena hampir selama tiga bulan terhitung sejak Oktober tahun lalu (2019) banyak waktu yang dibiarkan terbuang untuk menunggu turunnya hujan.

Hal itu dibenarkan beberapa petani ketika ditemui tengah istirahat usai mempersiapkan bibit padi yang akan ditanam siang ini. Hal tersebut terpaksa dilakukan, karena mau menggunakan pompa dihitung-hitung terlalu banyak memakan biaya, sehingga MT 1 memilih tanam sedikit mundur tidak mulai Oktober agar bisa panen di bulan Maret, melainkan menunggu sampai benar-benar turun hujan sebagaimana layaknya musim penghujan.

Sebab, jika turunnya hujan terlalu tinggi risiko menghadapi terjadinya banjir rutin di kawasan lokasi itu tak bisa dihindari. ”Sebab, areal persawahan di sepanjang JLS Pati itu terlalu dekat dengan alur Kali Juwana sehingga jika alur kali tersebut airnya limpas genangan di areal persawahan petani tak bisa dihindari,”ujar salah seorang di antara mereka, Bianto (51).

Karena itu, katanya lagi, para petani berharap agar selama berlangsungnya musim penghujan ini untuk cuaca di Pati tidak terlalu ekstrem sehingga tidak berdampak timbulnya curah hujan yang tinggi. Dengan memilih mulai menanam padi pada MT 1 di bulan ini, minimal jika tidak terkendala banjir masih bisa panen di bulan April.

Akhir bulan tersebut bertepatan dengan awal Puasa Ramadan sehingga turunnya hujan juga diharapkan mulai berkurang, sehingga tidak menyulitkan para petani yang hendak mengeringkan hasil gabah hasil panennya, Lagi pula, kondisi tersebut juga bisa mengurangi timbulnya biaya tinggi bagi para petani.

Harapan lainnya sudah pasti, harga jual gabah baik kering panen (GKP) maupun gabah kering giling (GKG) masih bisa memberi keuntungan bagi para petani. Sebab, dalam kondisi di musim panen biasanya para petani tidak bisa mempunyai posisi tawar harga yang benar-benar maksimal, karena harga lebih banyak ditentukan oleh para pedagang pengumpul.

Apalagi, waktu panenan yang jatuh pada April satu bulan berikutnya petani juga dihadapkan harus menghadapi musim tanam (MT) berikutnya (2), dan selain itu juga Lebaran. ”Selebihnya adalah musim anak-anak harus mendaftar atau membayar semester sekolahnya, maka faktor seperti ini kami tak pernah bisa memiliki posisi tawar harga jual hasil panenan yang maksimal,”imbuhnya.

Previous post Rajawali Muda FC Juarai Liga Pati U-22 2019, Pesan Dewan Pembina; Tetap Rendah Hati dan Jadikan Semangat Kemenangan Berikutnya
Next post Siapa Bilang Dukuh Biteng Banjir?

Tinggalkan Balasan

Social profiles