SAMIN-NEWS.com, PATI – Dari 1.259 hektare tanaman padi petani hasil tanam pada musim tanam (MT) I yang sempat tergenang air hujan dari limpasnya air sejumlah alur kali , 602 hektare yang menyebar di tujuh wilayah kecamatan mengalami puso akibat tergenang air hujan dari sejumlah alur kali. Padi yang rata-rata baru berumur 15 s/d 20 hari tersebut yang terbanyak terendam air adalah di wilayah Kecamatan Dukuhseti.
Kendati demikian, Pati akan memasuki musim panen raya padi hasil tanam pada MT I sekitar pekan pertama Februari mendatang. Hal itu merupakan tanaman padi hasil pengairan pompanisasi di bulan November lalu, karena MT I yang seharusnya mulai berlangsung Oktober mengalami kemunduran karena hujan yang diharapkan tidak kunjung datang.
Ditanya berkait hal tersebut, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Pati, Muhtar Efendi membenarkan, sehingga petani di pinggir alur Kali Juwana banyak yang berinisiatif mengambil air dari alur kali tersebut yang sudah tidak asin untuk kegiatan bercocok tanam di bulan November. Hal itu dilakukan dengan menggunakan sistem pompanisasi, tapi ada pula yang melakukan sistem pompanisasi tapi dengan cara mengebor sumur.
Untuk panenan padi pada MT I ini, dipredsiksi cukup berhasil karena tidak banyak mengalami ganggauan serangan hama, termasuk tikus. ”Selebihnya juga patut disyukuri karena para petani di pinggir alur Kali Juwana sampai saat ini juga masih terbebas dari bencana banjir rutin, semoga hal tersebut bisa berlangsung hingga April mendatang,”ujarnya.
Jika genangan banjir tidak terejadi di Pati, katanya lagi, maka hingga bulan tersebut akan berlangsung panen raya dari tanaman padi seluas lebih kurang 11.000 hektare. Sebab, sampai Selasa (28/1) kemarin para petani masih terus berupaya menanam padi pada MT pertama yang sempat mengalami kemuduran hingga sekarang.
Dari data di lapangan yang sudah masuk ke pihaknya seluas 10.374 hektare sehingga sampai akhir bulan ini diperkirakan, seluruh tanaman padi pada MT I pertama di Kabupaten Pati bisa mencapai angka 11.000 hektare bahkan bisa lebih. Hasil tanam padi itulah yang akan menunjang berlangsungnya panenan hingga april mendatang.
Dengan demikian, bagi petani yang berhasil memanen tanaman padinya di bulan Februari bisa segera melakukan persiapan tanam MT berikutnya (II), dan yang panen Maret pun bisa melakukan persiapan menghadapi MT berikutnya. Sehingga paling tidak, Mei mendatang yang MT II Februari sudah bisa panen lagi.
Untuk MT berikutnya (III) petani bisa beralih ganti menanam palawija, hal itu sebagai salah satu cara untuk memutus siklus serangan hama. ”Akan tetapi pola tersebut mulai diabaikan, karena selama masih ada sisa-sisa air kebanyakan petani memilih untuk kembali menanam padi, dan itu banyak dilakukan para petani di wilayah Kecamatan Kota Pati,”imbuh Muhtar Efendi.