Ketinggian Air di Alur Kali Juwana Kembali Merambat Naik

Beberapa petak areal persawahan warga Dukuh Biteng, Desa Banjarsari, Kecamatan Gabus, Pati, sejak pagi hingga siang ini masih dirambah genangan air akibat merambat naiknya permukaan air di Kali Juwana (atas). Limpasan air dari alur kali tersebut juga sudah memasuki pelataran depan beberapa rumah warga, utamanya yang berlokasi di sisi utara (bawah).

SAMIN-NEWS.com, PATI – Turunnya hujan deras di kawasan Lereng Muria sejak menjelang subuh dini hari tadi menyebabkan, permukaan air alur Kali Juwana kembali merambat naik. Sehingga limpasannya sudah ada yang memasuki areal persawahan dan pelataran rumah warga yang selama ini menjadi langganan banjir kiriman, yaitu Dukuh Biteng, Desa Banjarsari, Kecamatan Gabus, Pati.

Bahkan, dari pantauan Samin-News (SN) beberapa lokasi di kawasan perkotaan, seperti Kelurahan Kalidoro, Kecamatan Kota Pati juga mulai kemasukan limpasan air dari alur Kali Sani. Demikian pula, untuk Dukuh Karangdowo, Desa Kutoharjo, Kecamatan Kota PatiĀ  maupun dukuh lainnya seperti Ngipik sebelah timur akibat limpasan air dari alur Kali Simo.

Terlepas dari kawasan perkotaan, termasuk di ruas jalan nasional Pati-Juwana yang tergenang akibat meluapnya air dari alur kali yang sama (Simo, untuk kawasan wilayah di tepi alur Kali Juwana, masih relatif aman. Kendati air dari alur kali tersebut terus merayap naik akibat tingginya curah hujan di kawasan Lereng Muria, tapi kebanyakan tidak sampai masuk ke perkampungan warga.

Dengan demikian, kata beberapa warga di pinggir alur Kali Juwana, seperti di Dukuh Biteng, kondisi tersebut belum begitu mengkhawatirkan. ”Akan tetapi kami pun tetap mengharap agar banjir tidak terjadi, sehingga mudah-mudahan curah hujan di Muria maupun di Pegunungan Kendeng tidak terlalu tinggi,”ujar salah seorang di antara mereka, Subandi (44).

Berkurangnya curah hujan di kedua kawasan itu, katanya lagi, sudah pasti gelontoran derasnya air dari hulu bisa dihindari sehingga daerah hilir semua akan dalam posisi tetap aman. Dengan kata lain, jika banjir tidak terjadi maka warga di sepanjang pinggir alur kali bisa memanen padi hasil jerih payahnya.

Hal itu tentu menjadi harapan bersama seluruh warga, apalagi bagi mereka yang saat ini tanaman padi miliknya sudah mulai memasuki proses masa pembuahan. Dengan demikian, dalam proses tersebut akan mengantar dan membentuk bulir-bulir untuk menunggu masa penuaan atau masa panen, paling membutuhkan waktu satu setengah bulan.

Dalam kondisi tersebut, jika banjir kiriman bisa dihindari karena rendahnya curah hujan di dua kawasan tersebut, tidak hanya warga yang berdomisili di pinggir alur Kali Juwana semata yang bisa menikamati hasil jerih payahnya dalam menanam padi. Akan tetapi warga di Kabupaten Pati, benar-benar akan mengalami panen raya antara Maret s/d April mendatang.

Sebab, rata-rata tanaman padi muda saat ini sudah berumur antara dua minggu s/d satu bulan sehingga dalam kurun waktu hingga Maret mendatang kalau proses pembuahannya aman tidak tergenang banjir atau diserang hama, utamanya tikus maka Pati akan mengalami panen raya. ”Harapan kami para petani hanyalah itu, maka semoga saja banjir akibat melauapnya alur Kali Juwana jangan sampai terjadi,”katanya.

Previous post Ramai-ramai Memancing di Selokan Baru
Next post Perempuan Pemprahu di Daerah Genangan

Tinggalkan Balasan

Social profiles