SAMIN-NEWS.com, PATI – Pemerintah Kabupaten Pati melalui Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) setempat akan membangun kembali Puskesmas Kecamatan Kayen dengan alokasi anggaran sebesar Rp 4 miliar lebih. Rekanan pemenang tender lelang untuk pelaksanaan pekerjaan itu Kamis (23/1) lalu sudah ditetapkan pihak Pengelola Pengadaan Barang Jasa (PBJ) Setda Pati.
Berdasarkan keterangan yang dihimpun menyebutkan, dari tiga rekanan penawar proyek dengan pagu anggaran Rp 4,4 miliar yang bersumber dari APBD Tahun 2020, salah satu rekanan yang ditetapkan sebagai pemenangnya adalah rekanan asal Pati. Yakni, PT Reksanata Persada dengan harga penawaran Rp 4,3 miliar tapi terakhir untuk harga negosiasi berhasil dicapai Rp 4,1 miliar.
Sesuai ketentuan, setelah ditetapkannya rekanan pemenang tender maka tahapan berikutnya adalah berlakunya masa sanggah selama lima hari yang berlaku sejak Jumat (24/1) kemarin hingga Rabu (29/1) pekan depan, sehingga pemenang tender yang sekarang belum tentu benar-benar bisa keluar sebagai pemenang. Hal itu bisa terjadi, ketika pihak penyanggah benar-benar bisa membuktikan materi sanggahannya.
Dengan demikian, penetapan rekanan yang bersangkutan sebagai pemenang bisa digugurkan/dibatalkan untuk dilakukan tender ulang. Di hari pertama tahapan berlangsungnya masa sanggah Jumat kemarin memang belum ada sanggahan yang masuk ke pihak PBJ, dan itu biasanya baru masuk menjelang berakhirnya masa sanggah, sehingga rekanan yang ditetapkan sebagai pemenang harus menunggu.
Sementara itu, Kasubbag Pengelolaan PBJ Setda Pati, Alfonsius Rico belum hingga Jumat kemarin belum berhasil dihubungi, dan menurut beberapa stafnya sedang mengikuti rapat. Terlepas dari hal itu yang cukup menggembirakan adalah kondisi pelaksanaan lelang fasilitas umum, karena di awal tahun sudah ada yang selesai , seperti lelang satu paket untuk pengadaan bahan logistik Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kayen.
Dari pantau di lokasi Puskesmas Kayen, ternyata sebagian bangunan lama sudah dibongkar/dirobohkan, tinggal tersisa bangunan mushala dan ruang untuk rapat yang terletak di paling belakang. Akan tetapi, khusus bangunan untuk keperluan yang disebut terakhir sekarang dimanfaatkan untuk memberikan layanan kepada masyarakat ditopang satu fasilatas halte.
Fasilitas tersebut terletak di depan gedung untuk rapat yang sekarang sudah beralih fungsi dengan ditempatkan beberapa kursi, untuk duduk warga yang antre mendapatkan layanan bersama pengantarnya. Dengan demikian, fasilitas tersebut juga sangat terbatas sehingga untuk memberikan layanan di hari libur seperti hari cukup dilakukan oleh satu orang petugas.
Sedangkan petugas yang bersangkutan kebetulan adalah perempuan perawat yang menunggu bila ada warga yang membutuhkan layanan dari sebuah emper warung di sebelah kiri lokasi puskesmas. Dari tempat itu petugas yang bersangkutan bisa melihat langsung ada warga yang datang membutuhkan layanan atau tidak.
Jika ada dia baru berjalan kaki mendakatinya, dan siap membukakan pintu di ruang rapat yang sementara ini dimanfaatkan sebagai ruang pemberian layanan. Hal itu tentu akan berlangsung sampai pembangunan puskesmas baru tersebut selesai dikerjakan sehingga harus menunggu, karena kapan dimulainya pembangunan puskesmas itu belum diketahui karena tahapan lelang masih dalam masa sanggah.
