Warga di Pinggir Alur Kali Juwana Mulai Disibukkan Ancaman Serangan Hama Tikus

SAMIN-NEWS.com, PATI – Di tengah-tengah ancaman benjir yang setiap saat menggenang di perkampungan warga dan areal persawahan di pinggir alur Kali Juwana, warga setempat juga menghadapi ancaman serangan hama tikus. Sebab, di areal persawahan tersebut saat ini teradapat tanaman padi muda hasil tanam lebih dari satu bulan lalu.

Dengan demikian, kini warga menghadapi dua ancaman sekaligus yang sama-sama akan memupus harapan mereka untuk bisa memanen padi hasil jerih payahnya. Karena itu, di tengah-tengah kondisi tersebut mereka harus berupaya mengatasinya dengan cara yang selama ini sudah lazim dilakukan para petani dalam membasmi serangan hama tikus.

Upaya itu, kata beberapa petani secara terpisah, dilakukan dengan beberapa cara, di antaranya dengan menutup sekeliling petak areal persawahan menggunakan lembaran seng. Akan tetapi hal itu lebih banyak dilakukan oleh mereka yang mempunyai modal lebih, dan yang bersama-sama dilakukan adalah dengan memasang jaringan daya (setrum) listrik.

Khusus cara yang disebut terakhir, sepenuhnya disadari jika sampai ada petani pemilik areal yang lalai ancamannya tersengat aliran strum listrik tersebut tak bisa dihindari. ”Dengan demikian, sudah ada kesapakatan petani baru bisa turun ke sawah setelah jaringan strum listrik pembasmi tikus itu dimatikan,”ujar salah seorang di antara mereka, Subandi (59), warga Desa Kosekan, Kecamatan Gabus, Pati.

Kondisi lingkungn di Desa Kosekan, Kecamatan Gabus, Pati antara ancaman banjir dan terus membangun talut jalan dan saluran di lingkungan desa tersebut.

Jika ancaman banjir tidak berlanjut, katanya lagi, dan ancaman serangan hama tikus bisa terkendali, maka para petani akan bisa menikmati hasil jerih payahnya dalam menanam padi. Sebab, semua tanaman padi di areal persawahan warga saat ini cukup menjanjikan sepanjang bisa dihindarkan dari ancaman banjir dan serangan hama tikus.

Upaya memberantas hama tikus sudah barang tentu cukup maksimal karena menggunakan strum listrik, dan itu satu-satunya cara yang efektif bila dibanding dengan cara lain baik itu menggunakan pestisida maupun gropyokan. Dengan demikian, harapan untuk keduanya sama-sama bisa hindari agar jerih payah para petani tidaklah sia-sia.

Khusus yang berkait dengan ancaman banjir, bagi warga tentu tak beda jauh dengan warga desa lain yang sudah lama tinggal dalam desa yang menjadi langganan bencana tersebut, sehingga sudah merupakan hal biasa. Apalagi mereka sudah menyadari, bahwa banjir kalau memang harus terjadi tentu tidak bisa dihindari.

Padahal, selama bencana tersebut tidak terjadi paling tidak maksimal dua bulan lagi tanaman padi yang sudah berumur lebih dari satu bulan sudah bisa dipanen. ”Melihat kondisi alur Kali Juwana, untuk hari ini ketinggian airnya kembali sedikit naik dibanding kemarin,”imbuhnya.

Previous post Muncul Desa ”Imbun” di Pati
Next post Komunitas Ayo Peduli Gugah Jiwa Sosial Warga Tayu

Tinggalkan Balasan

Social profiles