SAMIN-NEWS.com, PATI – Pihak Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali – Juwana akhirnya mengambil langkah maksimal, yaitu secepatnya menormalisasi alur Kali Simo di pinggir jalan raya Pati-Juwana. Tepatnya, mulai dari KM 3 hingga KM 6 atau mulai dari Dukuh Lambangan, Desa Sugiharjo hingga Dukuh Cangkring, Desa Widorokandang, Kecamatan Kota Pati.
Berkait hal tersebut, kata Kepala Seksi (Kasi) Pengairan Bidang Pengairan Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (DPUTR) Kabupaten Pati, H Darno, pihak BBWS mengajukan syarat. Yakni, harus ada lokasi lahan atau tanah kosong yang bisa digunakan untuk membuang tanah hasil pengerukan dari endapan alur kali tersebut.
Karena itu, katanya lebih lanjut, pihaknya sudah mencoba mencari lokasi terdekat untuk membuang/menempatkan tanah hasil pengerukan. Jika lokasi lahan itu berdekatan dengan alur kali yang dikeruk sudah barang tentu ”dump truck” pengangkut tanah galian tidak menghabiskan banyak waktu, sehingga hasil pekerjaan sehari-hari bisa maksimal.
Di Dukuh Lambangan sendiri, sudah ada lokasi untuk keperluan itu sehingga tinggal melakukan pendekatan dengan pemilik. ”Demikian pula yang di Widorokandang juga sudah ada lokasi lahan untuk menempatkan tanah hasil galian dari upaya normalisasi tersebut, sehingga tinggal menunggu kapan pelaksanaannya,”ujarnya.
Jika bisa dilaksanakan secepatnya, masih kata dia, tentu lebih baik mengingat sampai sekarang ancaman limpasnya gelontoran air dari hulu belum berakhir. Sebab, sampai saat ini masih turun hujan dan bila di kawasan hulu terjadi hujan deras maka gelontoran airnya yang membawa berbagai jenis sampah tak bisa dihindari.
Mengingat hal tersebut, pihaknya juga mengajukan permintaan agar alat berat (ekskavator) yang digunakan harus yang ”bertangan” panjang. Dengan demikian, alat berat itu cukup mengambil posisi di sisi selatan alur kali sudah bisa menjangkau bagian tanggul yang di sisi utara kali, sehingga bagian itu sekaligus juga bisa ikut tertata.
Masalahnya, selama ini bagian sisi utara tanah yang berfungsi sebagai tanggul selalu ditanami dengan tanaman semusim oleh warga. Jenis tanamannya pun semata-mata tidak hanya pohon pisang, melainkan juga ada umbi kayu dan bahkan juga rerumputan, sehingga tanah untuk tanggul tersebut selalu diolah untuk ditanami.
Akibatnya, bila turun hujan tanah untuk tanggul sisi utara alur kali ikut hanyut tergerus air dan masuk lagi ke dalam kali tak bisa dihindari. ”Harapan kami setelah alur kali selesai dinormalisasi, seharusnya warga terutama yang ada kepentingannya dengan alur Kali Simo bisa ikut menjaga dan memeliharanya, termasuk yang berdiam di kawasan hulu juga jangan sembarangan membuang sampah ke alur kali tersebut, karena menyusahkan yang bagian hilir,”imbuhnya.