SAMIN-NEWS.com, PATI – Forum Komunikasi (FK) Media Tradisional (Metra) Kabupaten Pati yang beranggotakan para seniman dan budayawan oleh Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo) disosialisasikan, di aula Kecamatan Kota Pati. Sebagai peserta adalah para seniman di wilayah eks-Kawedanan Pati, dan sebelumnya hal yang sama juga dilakukan di wilayah eks-Kawedanan Tayu serta Jakenan.
Acara yang dibuka Camat Pati Kota, Didik Rusdiantono dan wakil dari Kominfo Kabupaten Pati Kristina tersebut juga dilangsungkan dengan diskusi serta jawab seputar peran FK Mitra dalam memaksimalkan media seni tradisional sebagai media penyampai informasi pembangunan. Diskusi tersebut dipandu medorator, Subawi dan narasumber dari FK Metra Jawa Tengah, Daniel.
Dalam kesempatan saat membuka acara tersebut, Didik Rudiantono mengingatkan bahwa kemajuan media dengan teknologi informasi yang canggih, maka sebuah informasi baik itu benar maupun bohong bisa cepat sampai di masyarakat. ”Karena itu, masyarakat jangan sampai terjebak dalam infornasi yang tidak berdasarkan fakta yang benar, sehingga hal tersebut akan berdampak buruk terhadap upaya pembangunan,”ujarnya.
Padahal, masih kata dia saat ini Kabupaten Pati tengah berupaya untuk memajukan pariwisata tapi yang sering mendapat sorotan justru masalah karaoke. Terlepas dari hal itu, maka media tradisional bisa ikut menyampaikan informasi tentang semua pembanbgunan yang dilaksanakan di Kabupaten Pati, karena untuk kesenian tradisional di daerah ini utamanya ketoprak jumlahnya cukup banyak.
Kesenian tersebut selama ini sudah mendapat tempat di hati masyarakat, sehingga dalam melaksanakan acara hajatan maka kesenian ketoprak tetap menjadi hiburan pilihan. ”Apalagi dalam acara sedekah bumi di desa-desa, maka banyak panitia yang memberi order tanggapan langsung dibayar,”imbuhnya.
Masalah kesenian tradisional ketoprak juga disinggung oleh narasumber, Daniel sebagai kesenian tradisional yang mempunyai peran besar untuk ikut serta menyampaikan informasi pembangunan secara langsung kepada masyarakat. ”Akan tetapi alangkah baiknya jika setiap Organisasi Perangkat Daerah (OPD) memanfaatkan media tradisional tersebut untuk melakukan kegiatan sosialisasi program-programnya, maka yang datang bisa satu lapangan dan bahkan warga satu desa,”imbuhnya.
Oleh komedian Markonyik, seni tradisional ketoprak sekarang ini sudah lepas kendali akibat sikap para pimpinan grup ketoprak serta para senimannya yang dinilai tidak lagi konsisten menjaga warna kesenian tradisional, sehingga tinggal menunggu kehancurannya. Sekarang ini ketoprak sudah berubah menjadi ajang musik dangdut, dan pemain perempuannya dalam adegan tamansari sudah turun dari panggung minta saweran kepada penonton.