SAMIN-NEWS.com, PATI – Jika awal Februari ini warga Dukuh Biteng, Desa Banjarsari, Kecamatan Gabus, Pati berhasil menanam padi hasil jerih payahnya, adalah panen padi keberuntungan. Disebut demikian, karena pada musim hujan seperti sekarang tempat tinggal warga yang bersangkutan selalu menjadi langganan genangan banjir kiriman, sehingga tanaman padinya pun sering terendam.
Akan tetapi musim penghujan kali ini tidaklah terlalu ekstrem sehingga kendati air dari alur Kali Juwana sempat sedikit pasang, tapi tidak sampai memasuki areal persawahan warga yang semua penuh dengan hamparan tanaman padi. Dengan demikian, tanaman padi kali adalah merupakan keberuntungan bagi warga setempat, karena sampai sekarang masih terbebas dari genangan banjir.
Karena itu, kata beberapa warga yang dijumpai di pinggir jalan areal persawahan mengatakan, untuk panenan padi hasil MT I ini akan dimanfaatkan semaksimal mungkin dan sebaik mungkin. Yakni, rata-rata tidak akan dijual melainkan dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan makan sehari-hari, mengingat musim penghujan dipastikan akan masih berlangsung.
Biasanya hujan baru berakhir sekitar april, sehingga jika itu yang terjadi warga masih ada harapan kembali turun ke sawah untuk menanam padi pada MT II. ”Mengingat hal tersebut, sudah pasti warga harus membutuhkan biaya lagi sehingga kalau panen padi dijual sekarang, uangnya kadang-kadang terpakai untuk kepentingan lain,”ujar salah seorang petani Laspon (60).
Mengingat hal tersebut, katanya lebih lanjut, lebih baik hasil panenan disimpan dulu, nanti kalau membutuhkan untuk kembali turun ke sawah baru dijual dalam bentuk beras. Akan tetapi kebutuhan yang utama adalah untuk keperluan makan sehari-hari keluarganya, sehingga dari tanaman padi miliknya seluas dua kotak itu mencukupi selama masa tunggu musim tanam berikutnya.
Akan tetapi kalau masih harus kembali menanam padi, hal itu tergantung cuaca atau masih ada turun hujan atau tidak sampai April mendatang. Jika masih turun hujan, berarti petani masih bisa kembali menanam padi paling tidak di awal bulan Maret, atau kembali menanam padi dengan bersama-sama menggunakan sistem pompanisasi.
Hal tersebut masih bisa leluasa dilakukan karena air di alur Kali Juwana masih mencukupi sekali musim tanam, karena setelah nanti memasuki bulan Juli atau Agustus sudah mulai kembali ke musim kemarau. Sehingga air kali mulai asin, sehingga petani harus ganti menanam palawija yang terbanyak adalah kacang hijau.
Dengan berkah para petani bisa panen padi di musim penghujan, maka sudah semestinya jika tidak semua harus dijual melainkan untuk mencukupi kebutuhan sendiri. ”Karena selain untuk memenuhi kebutuhan makan juga harus menyediakan benih untuk kembali ditanam, dan jenis padi yang ditanam kali ini adalah 32,”imbuhnya.