BELAKANGAN candaan dengan menggunakan istilah ‘S3 Marketing’ sangat lazim digunakan. Yang dimaksut dari S3 Marketing disitu bukanlah sebuah jenjang pendidikan, melainkan sebuah konotasi dari seseorang yang berjualan dengan cara dan metode pemasaran diluar nalar.
Tidak berlebihan rasanya jika Bupati Klaten, Sri Mulyani kita beri predikat tersebut. Bagaimana tidak, berbagai macam kontroversi ia lakukan dan terkesan disengaja demi kepentingan mendongkrak popularitas. Mungkin lebih tepatnya untuk mendongkrok penjualan namanya agar lebih beken.
Senin lalu, ia juga sempat menjadi trending topik dilaman twitter, dengan tagar #BupatiKlatenMemalukan warga net membuat candaan dan kata kata sarkasme yang ditujukan kepada Bupati yang baru dilantik November lalu itu.
Warga net beramai-ramai membanjiri laman twitter dengan unggahan beraneka barang dengan tempelan stiker wajah Sri Mulyani. Mulai handsanitizer, buku pelajaran, beras, hingga tempe ia tempeli stiker dengan wajah dan namanya. Dan anehnya lagi, diketahui bahwa ia memberikan bantuan berupa hand sanitizer. Di botol hand sanitizer tersebut, ada tulisan bantuan Bupati, dan tentu saja foto dia mengepalkan tangan. Tapi begitu sticker tersebut dilepas, baru ketahuan kalau hand sanitizer tersebut adalah bantuan dari Kemensos.
Banyak sekali pihak yang menyayangkan apa yang dilakukan oleh Sri Mulyani. Dengan ramainya trending twitter tersebut, seharusnya ia bisa berfikir lebih jernih dalam melakukan sesuatu. Aneh kok terus menerus, jadi bingung antara S3 Marketing atau justru malah ngartis??