BERTEPATAN dengan tanggal 21 April setiap tahunnya diperingati sebagai hari Kartini. RA Kartini merupakan percontohan betapa gigihnya kaum perempuan dalam menghadapi zaman. Disini kita tidak akan membahas tentang biografi R.A Kartini, ada hal yang lebih penting yakni cara kita memaknai dan merefleksikan apa yang telah Kartini contohkan dimasa lalu.
Di era modern seperti sekarang, perempuan sudah jauh berbeda dengan masa lalu dalam hal pemenuhan haknya. Hal tersebut terbukti dengan keterlibatan peran kaum perempuan disegala lini kehidupan. Simplenya, mau jadi apapun juga bisa.
Sebut saja peran perempuan dipanggung politik, keterwakilan Anggota DPR RI perempuan di periode 2019-2024 mencapai sebesar 20, 5 persen. Artinya, jika dijumlahkan Anggota Parlemen perempuan sekitar 118 Anggota Dewan dari total 575 Anggota terpilih. Dengan jumlah yang cukup besar itu, kekuatan Anggota Dewan perempuan ini nantinya bisa lebih sensitif terhadap isu-isu perempuan.
Contoh lain adalah terpilihnya 14 perempuan sebagai kepala daerah dalam kontestasi pilkada 2018 lalu, hal tersebut cukup membuktikan bahwa peran perempuan di era sekarang hampir tidak ada bedanya dengan kaum pria. Bukan hanya dipanggung politik, hampir disegala bidang perempuan sekarang menjadi bagian yang tidak bisa dilewatkan.
Namun, dari sekian banyaknya kisah inspiratif perempuan, tetap terselip kisah muram kaum perempuan di masa sekarang. Hal tersebut terbukti dengan tingginya angka kekerasan terhadap perempuan yang kian hari semakin mangalami peningkatan. Ditahun 2019 saja tercatat 431.471 kasus ditemukan di negara ini.
Sebagai kaum milenial sudah seharusnya kita mampu memaknai hari Kartini dengan berkarya dan memaksimalkan kemampuan yang kita memiliki. Bukan malah open BO di media sosial seperti michat, twitter atau yang lain. Fenomena seperti open bo, vcs, pap TT atau yang lain tentu akan membuat cacat apa yang menjadi cita-cita Kartini. Mari maknai hari Kartini dengan berkarya, bukan open BO, VCS, ataupun PAP TT !!