Kasmadi ; Setia Pada Janji dan Sampahnya

SAMIN-NEWS.com, PATI – Genap 4 bulan saat ini, lelaki ayah tiga anak dan kakek 4 cucu, warga Dukuh Runting, Desa Tambaharjo, Kecamatan Kota Pati, Kasmadi (60) tetap setia pada janji meskipun tanpa iming-iming imbalan maupun gaji. Yakni, sebagai penunggu tempat buangan sampah di pinggir jalan raya Pati-Tayu KM 4, atau tak jauh dari jembatan di Desa Ngepungrojo juga di kecamatan setempat.

Kesetiaan pada janji, karena yang bersangkutan tanpa harus menunggu surat keputusan (SK) sebagai penjaga tempat tersebut, melainkan dengan kesadaran sendiri untuk menjaga tempat sampah yang sebelumnya selalu menumpuk berserakan di pinggir jalan raya. Dampaknya pun memunculkan pemandangan cukup ironis, karena pihak yang berkompeten tak mampu memngurai permasalahannya kecuali hanya cukup menyediakan tempatnya.

Akan tetapi, katanya setelah empat bulan mebjadi penunggu tempat tersebut, sejak dua buolan terakhir dia bisa membuat gubuk bambu sendiri dngan atap dari sisa potongan lembaran galvalum yang dimiliki. Dengan gubuk tersebut, paling tidak dia bisa duduk di dalamnya dan bila ada yang memanggil minta dibantu memasukkan sampah ke dalam kontainer harus buru-buri dilakukan.

Hal tersebut untuik menghindari, agar sampah yang harus dibuang oleh para pembuangnya itu tidak berlama-lama tercecer di bawah, di sekitar kontainer. ”Sebab, kondsi seperti itu tetap akan menimbulkan pemandangan yang jorok, maka harus segera dimasukkan dengan cara ditekan maksimal,”ujarnya.

Tujuannya, masih kata dia, agar kontainer yang tersedia bisa mengangkut lebih banyak sampah sehingga jika ada keterlambatan kendaraan dari petugas  yang mengangkutnya, sampah-sampah yang sudah dikemas dalam kantong plastik itu tidak sempat berceceran. Dengan demikian, kondisi di lingkungannya tetap selalu bersih.

Sebab, itulah kesetiaan janjinya yang akan selalu menjaga sampah yang dibuang di tempat itu semua tertampung dalam kontainer. Sehingga jangan ada satu pun kantong plastik berisi sampah dari para pembuangnya tercecer, dan atas jasanya membantu ikut memasukkan/menaikkan sampah yang di bawah maka pembuang yang merasa dibanti juga dengan senang hati memasukkan uang recehan ke kaleng yang digantungkan di kontainer tersebut.

Karena dia tidak pernah memasang tarif atau meminta imbalan kecuali pemberian yang sukarela, maka kalau ada pembuang yang lupa membawa recehan pun bilang apa adanya. Kemufdian berjanji untuk memberinya di lain hari saat membuang sampah lagi, dan ternyata hal tersebut juga sudah menjadi kebiasaan tak tertulis.

Ternyata kesetiaan pada janji dan sampahnya yang tidak boleh dibiarkan sampai mengganggu orang lain, rasa simpati pembuang sampah di tempat tersebut mulai tumbuh. ”Salah satu di antaranya adalah memberi sukarela barang Rp 500 atau Rp 1.000, dan bahkan ada pula yang Rp 2.000 karena memang benar-benar atas kerelaannya para pembuang sampah tersebut,”imbuh Kasmadi.

Previous post Satpol Air Ingatkan Para Pemilik Kapal Soal Bahaya Kebakaran
Next post Sama-sama Ditunggui Tapi Sampah yang Ini Tetap Berserakan di Pinggir Jalan Raya

Tinggalkan Balasan

Social profiles