SAMIN-NEWS.com, PATI – Masih di dalam suasana lebaran idul fitri, satu sama lain layaknya yang sudah menjadi tradisi kita adalah dengan melakukan salam-salaman. Hal ini merupakan sesuatu yang hampir tak bisa dipisahkan antara Idul Fitri dengan budaya jabat tangan. Karena menjadi nilai yang berharga dengan berjabat tangan akan mampu merengkuh kembali komunikasi, tali persaudaraan, yang pada akhirnya akan semakin meningkatkan kekompakan solidaritas diantara anggota kelompok.
Menurut istilah Islam musafahah yang berarti salaman ini dengan maksud untuk saling ‘memberi’ dan ‘meminta maaf’ kepada kerabat, sanak keluarga maupun para sahabat.
Budaya berjabat tangan atau salaman ini bukan hanya dilakukan antar warga dan sebuah keluarga. Melainkan juga turut dilakukan oleh para aparatur sipil negara (ASN) di lingkungan Dinas Komunikasi dan Informasi (Diskominfo) Kabupaten Pati.
“Acara diawali dengan apel bagi segenap para ASN, khususnya di lingkungan Diskominfo. Yang kemudian dilanjutkan dengan maaf-maafan,” kata Kepala Dinas Komunikasi dan Informasi Indriyanto selepas acara, Selasa (26/5/2020).
Tradisi salam-salaman atau tradisi apa saja yang membutuhkan kontak langsung agar ditiadakan, atau diganti dengan menggunakan isyarat, seperti melambaikan tangan dalam jarak dua meter atau lebih. Semua dilakukan demi kebaikan dan keselamatan bersama, dan agar penyebaran pandemi tidak semakin meluas dan semakin menjadi-jadi.
Pada dasarnya, subtansi dari tradisi lebaran adalah saling memaafkan. Demikian tersebut dapat dilakukan dengan cara lain yang tak harus kontak langsung. Apalagi di masa-masa darurat seperti ini. Bukan pada aspek salamannya, akan tetapi lebih pada ranah saling memberi dan meminta maaf.
“Oleh karenanya di tengah pandemi, perlu alternatif lain dari tradisi salaman yang dikonotasikan saling bermaaf-maafan. Yaitu dengan melambaikan tangan sebagai petunjuk satu sama lain untuk mengganti salaman,” tandasnya