Kecil Jadi Kawan Besar Jadi Lawan

KITA ini sering abai dan menjadi terlena ketika ”si kecil” akrab dengan kehidupan sebagai kawan, karena memang sangat dibutuhkan oleh siapa saja dan dalam kondisi apa pun juga baik yang bersumber dari energi listrik bahan bakar minyak (BBM) maupun sekedar kayu bakar. Akan tetapi semua orang baru  terperanjat dan terkesima, ketika ”si kecil” itu berubah menjadi ”si besar” yang menjadi lawan, karena telah memporak-porandakan setiap apa saja yang disambar dan dilalapnya.

Karena itu, dengan peristiwa beruntun akibat ulah ”si besar” di Juwana beberapa hari lalu, di mana yang kali pertama pada Jumat (8/5) petang membakar dua unit kapal milik nelayan yang tengah dalam perbaikan di sebuah perusahaan doking. Disusul Sab (9/5) malam lalu, ”si besar” tersebut juga menghanguskan dua los dengan puluhan kios di dalamnya, di lingkungan Pasar Porda juga di Juwana dan dua-duanya menimbulkan kerugian material mencapai miliaran rupiah.

Menyadari atas bahayanya amukan ”si besar” yang berubah menjadi lawan paling dibenci dan ditakuti itu, membuat seorang personel di DPRD Pati asal Juwana yang  tak lain adalah Sutarto Oentersa bersikukuh agar Juwana disiagakan satu unit mobil pemdam kebakaran (Damkar). Alasannya, dalam kondisi seperti sekarang berdasarkan perhitungan dan pengalaman, Juwana memang paling rawan dengan terjadinya musibah kebakaran atau amukan ”si besar.”

Hal tersebut mengingat sekarang ini menjelang Lebaran, di mana ratusan kapal penangkap ikan dari Juwana saja baru pada mendarat dan tambat di sepanjang pinggir alur kali dengan saling berhimpitan, karena memang tidak ada pilihan tempat lainnya yang dirasa paling cocok dan paling aman. Jika sudah begini seharusnya para pemilik maupun  pengurus kapal lebih meningkatkan kewaspadaannya agar jangan sampai ”si besar” lawan kita harus kembali mengamuk.

Dengan demikian, bukan hal mengada-ada permintaan disiap-siagakan sebuah unit damkar di Juwana, dan ke depan juga bila perlu daerah lain minimal di tingkat eks-kawedanan. Sebab, yang namnya musibah atas mengamuknya ”si besar” itu bisa terjadi setiap saat, di mana  saja dan kapan saja, sehingga siapa pun yang berkompeten dalam hal ini tentu akan sependapat kerena bisa memperkecil terjadinya risiko kebakaran yang lebih besar.

Apalagi, Sutarto Oenthersa yang juga Ketua Komisi B DPRD setempat itu sudah hendak bermaksud melangkah terlalu jauh, untuk melakukan pembelian sebuah sepeda motor jenis Viar yang sudah dimodifikasi menjadi kendaraan damkar dengan kasitas tanki air terbatas. Akan tetapi yang menjadi pertanyaannya, bolehkan bantuan dana taktisnya untuk memenuhi kepentingan tersebut.

Terlepas dari kepentingan politis atau kepentingan lainnya, jika hal itu sangat bermanfaat bagi masyarakat, mengapa tidak?

Previous post Di Kecamatan Gembong, Menghapus Labelisasi Sanksi Dikeluarkan dari KPM
Next post Pembuatan Kios Darurat Untuk Pedagang Pasar Porda Dimulai Pekan Depan

Tinggalkan Balasan

Social profiles