Penjual Lepet Atasi Kerepotan Warga yang Ber-Lebaran

Penjual makanan pelengkap saat Lebaran, selain kupat ada juga yang disebut lepet dan sekarang dijual pembuatnya di pasar-pasar rakyat.(Foto:SN/aed)

SAMIN-NEWS.com  PATI (SN) – Praktis tidak perlu repot atau ribet akan menjadi warna dalam suasana tertentu, seperti Lebaran saat ini. Sebab, apa saja sudah tinggal menikmati karena ada pihak yang menyediakan sehingga yang membutuhkan tinggal membeli, seperti makanan pelengkap saat Lebaran karena selain kupat yang sudah banyak digantikan dengan lontong, adalah lepet.

Jenis makanan tradisional atau makanan yang sudah membudaya selama turun temurun terbuat dari bahan beras ketan atau beras pulut tersebut, cara membuatnya menggunakan kemasan dari janur. Karena itu tiap Lebaran banyak daun kelapa yang masih muda ini dijual di pasar-pasar, mengingat masih ada warga yang mencoba mempertahankan makanan tradisiopnal itu.

Akan tetapi saat ini, warga sudah bisa langsung menikmati atau tidak perlu harus membuat sendiri karena bila Lebaran, penjual lepet itu bisa di jumpai di Pasar Puri atau di penjual makanan yang banyak terdapat di pinggir jalan di kompleks Pecinan, dan juga di Pasar Rogowangsan. ”Ketimbang harus ribet membuat sendiri, tinggal membeli di pasar sampai di rumah langsung bisa disajikan,”ujar salah seorang pembeli, Ny Puji, warga Puri, Pati.

Apalagi selain menjual lepet penjual ibu ini, masih kata dia, juga menjual tidak ketupat tapi lontong sehingga sampai di rumah tinggal memasak sayur lodeh, atau kalau sudah persiapan biasanya tersedia masakan opor. ”Semisal, di Pasar Puri tidak ada yang menjual lontong dengan opor bisa untuk lauk makan nasi,”imbuhnya.

Dalam kesempatan yang sama, penjual lontong dan lepet asal Desa Kedungbukus, Kecamatan Gembong, tiap Lebaran pertama maupun hari kedua dia selalu berjualan makanan yang sebenarnya masih dibutuhkan banyak masyarakat untuk disajikan kepada sanak keluarga yang berkunjung. Karena itu, sekali berjualan dia membuat lepet dengan bahan beras pulut rata-rata 6 kilogran yang harga per kilogramnya mencapai Rp 18.000, dan juga berjualan lontong secukupnya.

Dari beras ketan sebanyak itu jika dibuat lepet kalau janur pembungkusnya sedikit lebih besar per kilogram bisa jadi 25 buah, dan bila sedikit lebih kecil bisa jadi 30 buah dengan 1 kilogram rata-rata membutuhkan kelapa tiga butir agar rasanya gurih. ”Untuk menjualnya, perbuah yang besar Rp 4.000 atau satu renteng isi 5 buah dengan harga Rp 20.000, dan yang kecil per renteng Rp 10.000,”paparnya.

Previous post Lebaran di Tengah Pandemi Corona dan Realita Lensa
Next post Telasih Bunga dengan Bau Khas Kuburan

Tinggalkan Balasan

Social profiles