SAMIN-NEWS.com, PATI – Tahun 2020 ini menjadi berbeda terhadap tahun-tahun sebelumnya. Karena yang biasanya Desa Sambiroto, Kecamatan Tayu, Pati melakukan tradisi Lomban dengan melarungkan beberapa sesaji ke muara laut. Pada tahun 2020 hanya dilakukan selamatkan berupa bacaan Manaqib.
“Nanti Pemerintah Desa (Pemdes Sambiroto) tak adakan prosesi Lomban serta Larungan. Karena melihat situasi dan kondisi sekarang ini belum stabil untuk menyelenggarakan tradisi serupa seperti tahun-tahun sebelumnya,” kata Kepala Desa Sambiroto Sulistiono di Balaidesa setempat kepada Saminnews, Rabu (27/5/2020).
Prosesi selamatan itu nanti, diganti dengan ritual Manaqiban, kata Sulistiono. Yang dipimpin oleh tokoh agama dan untuk tempatnya sendiri dilakukan di TPI Desa Sambiroto. Hal ini demi menghindari berkumpulnya orang banyak, seperti anjuran pemerintah agar tak membuat kerumunan masa.
Pada situasi dan kondisi seperti ini, ketika tetap menyelenggarakan acara Lomban, nanti yang menjadi persoalan adalah pemerintah desa justru menjadi contoh yang tak baik bagi warganya. Karena secara aturan agar menjauhi keramaian dan kerumunan. Tetapi, justru malah sebaliknya, tambah Sulistiono.
Adat istiadat yang memang sudah menjadi tradisi, perlu kiranya untuk tetap diperhatikan eksistensi dari selamatan itu sendiri. Hal itu sebagai bentuk rasa syukur kepada sang Pencipta atas rezeki yang berlimpah yang diberikan. Juga sebagai, diyakini untuk tolak bala’ dari marabahaya yang menghadang saat berada di lautan tatkala menangkap ikan.
Dengan demikian, pemerintah Desa Sambiroto mentaati apa yang menjadi anjuran dari pemerintah atasan yang notabenya sebagai pembuat kebijakan. “Pemdes Sambiroto dalam hal ini mentaati apa yang menjadi anjuran pemerintah. Karena diimbau agar tak membuat kerumunan massa. Jadi, desa tak menyelenggarakan event tahunan (Lomban) itu,” tutupnya.
