SAMIN-NEWS.com, PATI – Dalam hal menyikapi budaya peninggalan leluhur Suku Tionghoa yang sudah ada sejak berabad-abad lalu, atau bahkan sebelum tahun masehi, bagi Suku Tionghoa Peranakan seperti Eddy Siswanto, hal itu tetap mempunyai nilai yang cukup fenomenal. Salah satu yang masih melekat hingga sekarang, jika kalender Imlek jatuh pada tanggal 5 bulan lima, maka banyak yang membuktikan tentang fenomena alam tetsebut, yaitu di mana telur ayam bisa berdiri tegak di bagian ujungnya.
Akan tetapi, menurut dia, bagi yang melakukan kajian terhadap hal tersebut berdasarkan ilmu Fisika, pihaknya juga bisa menerima dan memahami, seperti yang dia sarikan dari beberapa literasi. Yakni, bahwa benda memang dapat berdiri dengan stabil bila titik beratnya tepat berada di atas titik tumpunya.
Karena itu, pihaknya tidak menyoal mana yang dianggap benar karena dalam hal ini titik pijak yang menjadi tumpuan tentang apa yang dia ungkapkan tersebut, adalah disarikan dari beberapa sumber yang berkait tentang budaya leluhur Suku Bangsa Tionghoa. Sebab, membuat tegak berdiri telur ayam tersebut adalah saat berlangsung perayaan ”Duan Wuk” (bak cang) yang terjadi di hari ini, tanggal 5 bulan 5 di Tahun Imlek.
Sebab, telur ayam mentah pada tengah hari ini bisa berdiri di atas lantai atau tempat lain, yaitu meja yang hanya bisa dilakukan pada sepanjang perayaan ”Duan Wuk,” dan waktunya sudah pasti hanya pada siang hari. Dalam kondisi seperti itu, maka matahari akan memancarkan sinarnya yang sangat kuat, tapi gaya grativikasinya pada hari dan tanggal bulan tersebut adalah paling lemah di sepanjang tahun.
Dengan demikian, hal itu menyebabkan telur ayam mentah bisa berdri tegak di mana saat matahari berada di posisi yang benar-benar istimewa. Yakni jika di Indonesia matahari itu akan tepat berada di khatulistiwa. ”Menurut apa yang kami ketahui dari para ahli, pada tanggal ini posisi bulan tepat berada pada posisi satu garis lurus dengan bumi,”ujarnya.
Oleh karena itu, masih kata dia, gaya grativikasi bulan pada tengah hari akan tepat berada di bawah bumi sehingga kuning telur akan tertarik pada posisi sedikit lebih rendah dibanding pada hari-hari biasa. Hal tersebut sudah barang tentu membuat titik berat telur lebih ke bawah, maka membuat sang telur bisa berdiri pada bagian ujungnya yang lancip.
Di sisi lain, mengingat penanggalan Imlek adalah mengandalkan peredaran bulan maka momen tersebut selalu jatuh tepat pada tengah hari sehingga membuat telur ayam bisa berdiri memang harus dilakukan pada siang hari. Karena mendirikan telur adalah budaya peninggalan leluhur Suku Bangsa Tionghoa, maka sampai sekarang oleh para peranakannya hal itu pun difestivalkan.