SAMIN-NEWS.com, PATI – Forum Komunikasi Pengasuh Pesantren se-Kajen dan Sekitarnya (FKPPK) mengadakan Workshop Satgas Jogo Santri Cegah Covid-19 yang berlangsung kemarin, Sabtu (27/6/2020), di aula Gedung Banat Perguruan Islam Mathali’ul Falah Desa Kajen, Kecamatan Margoyoso.
Satgas Jogo Santri dibekali pengetahuan mengenai protokol kesehatan pencegahan Covid-19 di lingkungan pesantren. Puluhan pesantren di Desa Kajen dan sekitarnya membentuk Satuan Tugas (Satgas) Jogo Santri. Peran mereka dioptimalkan menjelang pengaktifan kembali pesantren.
“Tugas Satgas jogo santri yaitu menyiapkan sejumlah keperluan untuk menghadapi persoalan covid-19 di masing-masing pesantren. Hal ini upaya memastikan pencegahan sebelum santri-santri kembali belajar mengaji di pondok,” ujar Ketua Satgas Jogo Santri pada Forum Komunikasi Pengasuh Pesantren se-Kajen dan Sekitarnya (FKPPK) Itqonul Hakim, dalam keterangan Youtube Mathole’ TV yang diterima Saminnews, Selasa (30/6/2020).
Dalam kesempatan itu, Itqon menyampaikan laporan terkait tugasnya yaitu memastikan dan mendampingi sejumlah pesantren untuk mempersiapkan sarana dan prasarana (sarpras) pada lingkungan masing-masing pondok. Semua itu untuk menciptakan kondusifitas kegiatan belajar-mengajar di seluruh pesantren Kajen dan sekitarnya.
Ia menambahkan, semua pesantren telah memahami bahwa persebaran Covid-19 perlu dicegah. Karena itu, mereka kini terus berupaya melengkapi sarana-prasarana untuk memenuhi protokol kesehatan demi menekan penyebaran penularan Covid-19.
“Dalam Pendampingan dan pendataan pondok-pondok itu, sebagian besarnya sudah mencapai 70 persen dalam menyiapkan sarpras covid-19. Meski begitu, ada sebagian pondok yang persiapannya telah sampai 100 persen,” katanya lebih lanjut.
Dalam upaya pencegahan penyebaran covid-19 di pondok pesantren se-Kajen dan sekitarnya, Satgas FKPPK bekerjasama dengan pihak kesehatan, yaitu Puskesmas Margoyoso dan juga Rumah Sakit setempat (Rumah Sakit Islam/RSI).
Seperti yang diketahui bersama, bahwa kehidupan di pesantren dengan dihadapkan santri dan tempat bangunan pondok, akan agak sulit dalam menerapkan sosial distancing. Karena, jumlah santri yang banyak itu, dalam menjaga jarak akan dibenturkan dengan kapasitas ruangan yang tidak cukup memadai jika diterapkan physical distancing tersebut.