SAMIN-NEWS.com, PATI – Sesuai rencana Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan virus Corona (Covid-19) Bidang Kesehatan, Senin (22/6) hari ini, adalah melakukan inspeksi mendadak (Sidak) untuk Rapid Test di Emplasemen Pabrik Gula (PG) Trangkil, di Desa Kajar, Kecamatan Trangil. Akan tetapi, hal tersebut tidak bisa maksimal sehingga berbeda dengan Rapid Test yang sudah diagendakan/dijadwalkan.
Kendati demikian, sebanyak 106 dari target 150 yang terjaring Sidak untuk menjalani Rapid Test ternyata ada satu yang hasilnya reaktif, tapi bukan dari kalangan beberapa sopir yang sempat menjalani test tersebut. Adapun yang terjaring test dengan hasil itu, adalah seorang perempuan yang tak lain adalah pedagang asongan, dan sehari-hari berjualan melayani para pembeli dari kalangan sopir truk pengangut tebu dan pekerja lainnya.
Berdasarkan pantau ”Samin News” (SN) di lokasi tersebut, semula direncanakan yang menjadi objek sasaran Sidak untuk Rapid Test adalah para sopir truk pengangkut tebu yang masuk ke emplasemen. Akan tetapi dari informasi yang sudah beredar di antara para sopir bahwa mereka harus menjalani Rapid Test, maka secara diam-diam mereka menghindar setelah memarkir kendaraan truknya menunggu antrean keluar dari emplasemen menuju tempat antrean berikutnya, tepat di depan PG.
Akan tetapi sebelum melakukan hal itu, begitu truk masuk melewati dua pintu yang dijaga petugas terlebih dahulu mereka dicek kondisi suhu badannya. Selesai itu sopir turun untuk mengambil nomor antrean di dalam lingkungan emplasemen tersebut, barulah mereka menuju tempat yang tersedia untuk memarkir truknya, dan tidak tampak lagi kembali ke dalam lingkungan emplasemen yang direncanakan, yaitu di tenda yang memang sudah disiapkan.
Padahal, kata petugas yang membantu Tim Gugus Bidang Kesehatan, sesuai rencana adalah setelah sopir truk memarkir kendaraannya pihak manajemen emplasemen mengarahkan para sopir truk itu untuk menuju ke tenda tempat pelaksanaan Rapid Test. ”Di tempat itu, mereka selain diberikan masker juga mendapat snaks, tapi ternyata banyak sopir yang tidak mengikuti petunjuk tersebut,”kilahnya.
Salah seorang yang selesai menjalani test, ketika ditanya menyatakan, dia memang bukan sopir melainkan sehari-hari bekerja di emplasemen. Demikian pula yang lain, atau kebanyakan di antara mereka adalah para pekerja di tempat tersebut, sehingga setelah semua selesai menjalani test dan tidak ada yang menyusul, maka dari target 150 yang belum dipenuhi pun diakhiri.
Sementara itu mengacu pada protokol kesehatan yang harus dilaksanakan pada penanganan Covid-19, jika hasil Rapid Test adalah reaktif maka yang bersangkutan harus segera memasuki ruang/tempat isolasi. Kali ini Tim Gugus Tugas menyiapkan tempat karantina di Hotel Kencana, menyusul setelah karantina di Hotel Safin berakhir.
Saat berada atau masuk di tempat karantina itulah, orang yang hasil Rapid Test-nya reaktif harus menjalani test lanjutan, yaitu swab. Jika hasil swab test positif maka yang bersangkutan harus menjalani perawatan untuk menemukan ada atau tidak pasien itu terpapar oleh virus Corona (Covid-19), tim bidang kesehatanlah yang menentukan seorang positif swab harus menjalani perawatan atau tidak.