DEWASA ini menulis sesuatu di media sosial kerap kali menjadi sebuah masalah. Mulai dari masalah ringan hingga masalah yang serius. Bahkan hal tersebut kerap kali menjadi sebuah perkara dan mengharuskan yang bersangkutan berurusan dengan pihak berwajib.
Seperti yang terjadi pada seorang warga asal Kabupaten Sula, Provinsi Maluku Utara. Ia terpaksa harus berurusan dengan polisi setelah dirinya mengunggah tulisan di facebook pribadinya yang mengutip guyonan lama milik Gus Dur yakni “Hanya ada tiga polisi jujur di Indonesia: patung polisi, polisi tidur, dan Jenderal Hoegeng,” tulisnya.
Dirinya dijemput pihak Polres Kabupaten Sula setelah mengunggah guyonan tersebut. Di Polres ia ditanya dan diintrogasi mengeni maksut dan tujuan menuliskan guyonan tersebut. Belakangan, ia pun dilepas setelah bersedia meminta maaf terkait postingannya tersebut.
Kapolres Kepulauan Sula AKBP Muhammad Irvan mengatakan bahwa pemanggilan Ismail hanyalah untuk keperluan klarifikasi perkara.
Kendati sudah dilepaskan dan tidak diproses lebih lanjut, namun insiden tersebut mengundang reaksi keras dari banyak pihak. Maklum saja, penangkapan Ismail memang dinilai merusak kebebasan berpendapat masyarakat.
Salah satu putri Gus Dur, Anita Wahid pun bersuara menganai insiden berikut. Ia mengunggah gambar berisi guyonan tentang tiga polisi jujur itu dengan menambahkan caption yang cukup menantang: “Kalo aku unggah ini, aku bakal diperiksa nggak?”
Tak bisa dipungkiri, kasus penangkapan tersebut jelas mengusik berbagai pihak. Guyonan legendaris tersebut sebelumnya telah dipakai dan dikutip ribuan bahkan ratusan orang dan tak pernah menjadi masalah. Bahkan guyonan tersebut bahkan pernah disampaikan oleh Kapolri Tito Karnavian dalam Testimoni Haul Gus Dur di Ciganjur tahun 2019 lalu.
Berat memang, hanya sekedar mengutip guyonan untuk sekedar lucu-lucuan saja harus dipermasalahkan bahkan ditangkap. Disini saya jadi ingat perkataan Warkop DKI “Tertawalah sebelum tertawa itu dilarang,”. Indonesia kok jadi darurat humor begini ya??
