SAMIN-NEWS.com, PATI – Dalam beberapa waktu lalu, lantaran merebaknya penyebaran virus corona desease (Covid-19) di Kabupaten Pati, berimbas terhadap tenaga kerja yang statusnya dirumahkan bahkan ada pula yang menanggung kenyataan dengan pemutusan hubungan kerja dimana tempat pihaknya bekerja. Tidak hanya bagi kelompok pekerja laki-laki, perempuan, anak-anak atau misalnya pada perusahaan manufaktur dan non-manufaktur.
Namun demikian dengan kenyataan ini, pemerintah setempat melalui Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi menyebut secara umum terdampak wabah tersebut. Tidak ada pengelompokan yang dinilai paling rentan terhadap status pemutusan hubungan kerja itu.
“Sebenarnya ya, tidak ada kelompok-kelompok yang paling rentan dalam pemutusan kerja sih mas. Karena semuanya (kelompok pekerja) berdampak akan hal itu,” kata Kepala Disnakertrans Tri Hariyama, Senin (29/6/2020).
Di Pati sendiri, perusahaan yang sekelas perusahaan manufaktur bisa dibilang tidak begitu banyak bahkan masih kekurangan yang mampu menampung sebuah industri yang menyerap tenaga kerja banyak. Bisa dihitung dengan jari tangan jumlahnya.
Perusahaan Manufaktur merupakan sebuah badan usaha yang mengoperasikan mesin, peralatan dan tenaga kerja dalam suatu medium proses untuk mengubah bahan-bahan mentah menjadi barang jadi yang memiliki nilai jual. Dan bercirikan Perusahaan manufaktur biasanya menggunakan mesin dan tenaga manusia dalam skala besar.
Sebab yang mempunyai kewenangan terhadap karyawan adalah pimpinan pada suatu tempat usaha tersebut. Misalnya, terdapat perampingan atau pengurangan jumlah pekerja, tentu akan dialami juga oleh semua karyawan, baik laki-laki, perempuan atau tidak ada pembedaan.
“Karena yang merumahkan atau yang memPHK itu kan karena perusahaannya tidak jalan mas. Kalau misalnya, tidak jalan. Berarti semua (tenaga kerja) terdampak,” tambah dia.
