Jaga Abrasi, 10 Ribu Bibit Mangrove Ditanam di Pantai Kertomulyo

SAMIN-NEWS.com, PATI – Dalam rangka memperingati Hari Mangrove Sedunia yang tepat pada hari Ahad (26/7) kemarin, Dinas Lingkungan (DLH) Kabupaten Pati mewujudkan aksi tanam mangrove di kawasan pantai Kertomulyo, Kecamatan Trangkil. Aksi tanam mangrove sebanyak 10 ribu bibit ditanam pada kawasan pantai tersebut.

Dinas Lingkungan Hidup menggandeng dengan beberapa pihak dalam mewujudkan kelestarian mangrove. Jajaran pemerintah setempat bersama dengan OPD dilibatkan untuk tanam mangrove yaitu dari BPBD, Kodim Pati, jajaran Polres Pati, serta Cabang Dinas Kehutanan Wilayah II.

Wilayah Kabupaten Pati terdiri dari bentang garis pantai yang memanjang puluhan kilometer. Mulai dari dari Kecamatan Batangan hingga Kecamatan Dukuhseti yang berbatasan dengan Kabupaten Jepara. Semakin tambahnya waktu daerah pesisir pantai terus alami abrasi.  Untuk itu, penanaman mangrove adalah bentuk upaya menjaga pesisir yang berfungsi penahan kikisan gelombang laut.

“Mangrove merupakan sabuk pengaman garis pantai. Dengan tanam mangrove mampu menjaga keseimbangan antara lautan dengan daratan. Kemarin sebanyak 10 ribu bibit yang kita tanam, demi menghindari itu (abrasi, red),” kata Kepala DLH Purwadi kepada Saminnews, Senin (27/7/2020).

Kawasan garis pantai di daerah Pati, kata dia, sepanjang kurang lebih 64 kilometer. Angka yang cukup panjang tersebut melintas antar Kecamatan. Dan ujung utara berbatasan dengan Kabupaten Jepara, sementara bagian timur berbatasan dengan kawasan pantai Rembang.

Tentu, upaya merawat pantai adalah suatu yang tidak berlebihan membutuhkan peran serta berbagai pihak. Dari pemerintah maupun masyarakat itu sendiri. “dari stakeholder pemangku kebijakan setempat bersama dengan warga harus bersinergi dalam merawat dan menjaganya,” harap Purwadi.

“Selain aksi tanam mangrove di Kertomulyo ini dalam peringatan hari mangrove sedunia. Juga sebagai reboisasi (penghijauan kembali, red) yang meskipun sebelumnya telah dilakukan tanam serupa. Kita inginkan selalu hijau dengan pemandangan mangrove,” lanjutnya.

Tak dipungkiri bahwa yang sulit adalah menanam, namun menjaga agar populasi mangrove tetap hijau merupakan usaha berkesinambungan. Lantas, tidak bisa setelah mangrove ditanam, kemudian dibiarkan begitu saja. Melainkan harus diperhatikan pertumbuhannya.

“Jadi (mangrove) yang sudah ditanam itu agar terus dirawat. Dan upaya kita melindungi dari oknum yang bisa merusak pantai. Setidaknya tidak bisa menanam, jangan sampai merusak yang telah tumbuh,” pungkasnya.

Previous post Pandemi Covid-19 Museum Purbakala Patiayam Sepi Kunjungan
Next post Bantu Adaptasi Kenormalan Baru, Santri Kajen Bisa Gunakan Layanan ES-GO

Tinggalkan Balasan

Social profiles