SETELAH pandemi virus corona berhasil mengobrak-abrik kehidupan di negara kita, dr. Terawan selaku Menteri Kesehatan memang sempat absen untuk menjawab pertanyaan atau berkoar diberbagai media massa.
Padahal seperti kita ketahui bersama, beliau sebelumnya termasuk pejabat publik yang cukup aktif menjawab berbagai pertanyaan media ataupun publik. Bahkan otak gila saya pun pernah berfikir bahwa Terawan di culik alien atau makhluk astral dan digantikan oleh kembaran atau sedulur papat limo pancernya.
Akan tetapi, pasca Presiden marah-marah seperti Rigen si Stand Up Comedian itu, menteri kita tercinta tersebut nampak kembali aktif diberbagai media dengan pernyataan-pernyataan kontroversial seperti sebelumnya yang bisa memancing jurnalis untuk menulis judul dengan gemasnya. Bagaimana tidak? dr. Terawan bilang kalau serapan anggaran corona rendah karena pasiennya sedikit.
Sebenarnya, meskipun kita bukan siapa-siapa dan tidak memiliki wewenang apapun. Momen ini bisa kita jadikan momen untuk mengevaluasi secara mandiri tentang siapa itu dr. Terawan. Bagaimana tidak tepat? Pendemi yang kian menggila ini tak lantas membuat beliau merancang langkah-langkah yang mencerahkan. Alih-alih membuat terobosan, justru Achmad Yurianto yang kita lihat kembali diberbagai media.
Belum lama ini, salah satu media arus utama menyematkan beliau sebagai cover halaman depannya dengan judul “Terawan Ditinggal Pasukan”. Sejumlah pejabat eselon 1 dan eselon 2 di Kementrian Kesehatan mengundurkan diri dan beralih menjadi pejabat fungsional dokter ahli. Menurut keterangan dari pihak dr. Terawan, pergantian, promosi, dan mutasi itu hal yang biasa meskipun menurut sumber lain, beberapa aksi pengunduran ini justru dipicu karena tekanan kerja yang berat dan tidak sepaham dengan beberapa kebijakan kontroversial dari atasan.
Membicarakan Terawan memang selalu tak ada habisnya. Jika kita mau mundur ke tahun 2019 lalu, saat pelantikan terjadi Presiden Jokowi menympaikan beberapa alasan memilih terawan sebagai Menteri Kesehatan. Berikut penggalan apa yang disampaikan Presiden Jokowi, “Kita ini selalu berada dalam posisi bencana dan ancaman endemik di Indonesia masih ada. Saya lihat waktu beberapa kali saya undang, orientasinya adalah preventif. Itu yang akan lebih dititikberatkan. Artinya yang berkaitan dengan pola hidup sehat, pola makan yang sehat, olahraga yang sehat, bukan titik beratnya pada mengurusi yang telah sakit. Membuat rakyat kita sehat. Saya kira itu.”
Jelas? Jadi Presiden Jokowi memilih Terawan sebagai Menkes karena ancang-ancang bakal terjadi endemik. Meskipun pada kenyataannya malah justru lebih parah, yakni pandemi. Tetapi disini orientasi preventif yang disampaikan Presiden Jokowi justru tidak muncul sama sekali. Tentu kita semua ingat saat negara lain heboh virus corona, negara kita malah berniat mendatangkan banyak wisatawan buat liburan?! Preventif sekali. Ahh, kalau ngomongin Menkes kita satu ini rasanya tidak ada habisnya, mari kita berdoa saja agar bumi kita tercinta segera pulih kembali.