SUDAH seharusnya seorang presiden bisa menjadi contoh bagi semua kalangan masyarakat. Meskipun begitu, bukan berarti presiden juga harus menjadi contoh buruk bagi masyarakatnya. Seperti yang menjadi sorotan belum lama ini mengenai pertemuannya dengan Wakil Walikota Solo Achmad Purnomo di Istana Negara yang dianggap sangat tidak etis bagi berbagai kalangan.
Majunya putra kesayangan Presiden Jokowi, Gibran ternyata memunculkan berbagai polemik dan peristiwa ajaib di sana-sini. Salah satunya adalah mengenai pertemuan presiden dengan Wakil Walikota Solo Achmad Purnomo di Istana Kepresidenan pertengahan Juli lalu.
Seperti kita ketahui bahwa Achmad Purnomo adalah sosok yang sebelumnya akan diusung oleh DPC PDIP Solo sebagai calon walikota sebelum akhirnya digeser oleh Gibran dengan ‘Kartu Sakti’ yang ia dapatkan.
Kepada awak media, Achmad Purnomo menyebut bahwa kedatangannya ke Istana Kepresidenan guna memenuhi undangan Presiden Jokowi untuk membahas Pilkada Solo. Dalam kesempatan tersebut pula, ia megetahui bahwa yang mendapatkan rekomendasi dari partai untuk maju ke Pilkada bukanlah dirinya, melainkan Gibran anak dari Presiden Jokowi.
Sontak pertemuan tersebut menjadi sorotan dari berbagai pihak dan menganggap bahwa pertemuan tersebut sangat tidak etis karena dilakukan di Istana Kepresidenan. Bagi beberapa kalangan, membahas politik praktis di Istana Kepresidenan dianggap sangat tidak tepat. Terlebih kali ini melibatkan Gibran yang merupakan anak kandung dari Presiden Jokowi.
Banyak pengamat politik menyayangkan terjadinya pertemuan tersebut. “Pak Jokowi memanggil Pak Achmad Purnomo, bagi saya pribadi itu kurang etis. Beliau memanggil dengan kapasitas kepala pemerintah, yang dipanggil wakil wali kota. Tapi yang dibicarakan berkaitan dengan politik praktis, terkait konteks putra beliau,” terang Analis Politik Universitas Paramadina, Ahmad Khoirul Umam dalam sebuah diskusi online.
Kejadian serupa ternyata bukanlah yang pertama. Sebelumnya, Jokowi pernah dikritik keras karena pernah terlibat pertemuan di Istana dengan beberapa pengurus Partai Solidaritas Indonesia (PSI) di mana mereka membahas tentang pemenangan Pemilu 2019.
Bahkan, peristiwa tersebut sempat menjadi sorotan besar dan sampai membuat Sekretaris Kabinet Pramono Anung membuat aturan khusus yang melarang pertemuan antara Presiden Jokowi dengan pihak mana pun di Istana jika pembahasannya adalah tentang politik praktis.
Nah, yang menjadi lebih menarik dari pertemuan Presiden Jokowi dan Achmad Purnomo adalah hasil positif corona setelah sepulang dari pertemuan tersebut. Kalau begini jelas tambah ruwet kan? Sebenarnya, kalau mau ngomongin politik praktis mending di Kedai Markobar saja. Kan enak kalau ngobrol politik yang pedas lalu diobati oleh martabak milik anak kesayangannya tersebut. Siapa tau nanti hasil pertemuannya jadi lebih manis.