Pusaran Hoaks dan Disinformasi Saat Pandemi Covid-19

SAMIN-NEWS.com, PATI – Dinas Komunikasi dan Informasi (Diskominfo) Kabupaten Pati menyerukan kepada masyarakat agar mampu memfilter atau menyaring terkait informasi yang beredar terhadap pemberitaan Covid-19. Pasalnya, informasi Covid-19 yang beredar tak kalah pentingnya dengan Covid-19 itu sendiri.

Di tengah pandemi Virus Corona saat ini, muncul tantangan lain yang juga sangat membahayakan masyarakat. Penyakit kedua yang menyertai pandemi COVID-19 itu menimpa pada orang yang tidak bisa membedakan mana informasi yang benar dan dari mana sumbernya.

“Saring sebelum sharing (disebar, red), maksudnya biasakan mengecek dan ricek dahulu informasi yang kita dapatkan. Khususnya dengan adanya pandemi covid-19 di tengah masyarakat,” kata Kabid Informasi dan Komunikasi Publik (IKP) pada Dinas Komunikasi dan Informasi  Kristina Inti Retnoningrum kepada Saminnews, Senin (13/7/2020).

Bersama lawan virus hoax jangan sampai kita ikut serta  dalam penyebaran disinfodemi. Disinfodemi sendiri merupakan pandemi  informasi yang salah. Disinformasi berarti penyampaian informasi yang salah dengan sengaja untuk membingungkan orang lain. Kesalahan informasi telah terbukti menimbulkan keresahan di tengah masyarakat, harap Kristi.

Peningkatan penggunaan teknologi digital ini belum selaras dengan peningkatan pemahaman literasi digital sehingga hal ini yang memunculkan tantangan penggunaan teknologi seperti penyebaran hoaks. Dengan pemahaman pengetahuan terkait itu, juga berpengaruh positif pada minimnya resiko informasi hoax.

“Masyarakat perlu bahan referensi acuan informasi tentang Covid-19. Dan sebagai rujukan utama sebelum menyebarkan pesan ke orang lain dapat dilihat di web khusus covid-19 Kabupaten Pati yaitu pada laman web covid19.patikab.go.id,” tandasnya.

Mis informasi penyakit yang menular ini telah menjadi masalah global karena bisa mempengaruhi tindakan masyarakat di tengah kondisi obat dan vaksin untuk melawan virus corona belum tersedia. Di tengah pandemi yang dahsyat ini kita perlu lebih banyak mendapat informasi yang benar dan kredibel dari para ahli kesehatan dan ilmuwan serta otoritas kesehatan untuk mencegah penularan lebih luas.

Previous post Paket Pekerjaan Alun-alun Jakenan Tinggal Proses Penerbitan SPK
Next post Tiga Tahun Terlantar, Halaman Belakang Kodim Hijau Kembali

Tinggalkan Balasan

Social profiles