SAMIN-NEWS.com, PATI – Lagi-lagi pokok pangkal permasalahan sepinya pasar desa dari para pedagang maupun pengunjung saat berlangsung Rapid Test, karena isu yang pernah beredar bahwa jika hasil test reaktif dan menjalani karantina, adalah membayar sendiri. Padahal, masalah tersebut sudah berulang kali disampaikan pihak berkompeten sejak dari Pasar Runting Desa Tambaharjo, Kecamatan Kota Pati, bahwa semua biaya yang timbul atas hal tersebut ditanggung sepenuhnya oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pati.
Akan tetapi, isu yang jelas sama sekali tidak benar dan terlanjur masuk ke kalangan bakul di pasar-pasar desa itu terus dipercaya kebenarannya oleh mereka. Akibatnya, ketika terhadap para pedagang pasar desa ini harus dilakukan Rapid Test, isu tersebut pun selalu mengikuti dan tetap dipercaya kebenarannya, dan hal itulah yang menjadi salah satiu faktor penyebab para pedagang memilih tidak berjualan di satu sisi.
Sedangkan di sisi lain, kata Kepala Pasar Desa/Kecamatan Tambakromo, Agus Setyanto, hal sama juga diikuti para pengunjung yang biasanya mulai ramai berdatangan sekitar pukul 06.00 hingga siang hari. ”Akan tetapi suasana pasar hari ini benar-benar sepi pedagang dan pengunjung yang takut menghadapi Rapid Test,”ujarnya.
Apalagi, lanjut dia, jadwal pelaksanaan Rapid Test sudah lebih dari satu minggu sudah diketahui para pedagang maupun pengunjung pasar, sehingga yang datang berjualan tak lebih dari dua orang. Masing-masing kios di dalam los (KDL) tengah ada beberapa pedagang konfeksi, di kios sisi barat ada satu orang penjual daging ayam, di los tengah ada penjual buah, dan di los tepi utara juga ada pedagang pisang.
Jika tiap hari atau tidak sedang dilangsungkan Rapid Test rata-rata pedagang yang berjualan di pasar tersebut, baik oleh warga Tambakromo dan sekitarnya maupun dari kecamatan lain, baik Winong, Gabus dan Kecamatan Kayen, tidak kurang ada sekitar 150 orang. ”Karena hari ini ada Rapid Test, maka suasana pasar sepi dari pedagang yang berjualan dan para pengunjung,”paparnya.
Dalam kesempatan sama, Kepala Desa/Kecamatan Tambakromo, Muh Sudi, membenarkan hal tersebut seraya menambahkan, bahwa pada awalnya yang datang mengikuti Rapid Test jumlahnya sangat sedikit sehingga dari yang ditargetnya sebanyak 100 orang, minta diturunkan tinggal 75 orang. ”Sampai akhir pelaksanaan berhasil melakukan Rapid Test terhadap 79 orang, tapi ada juga warga lain di luar dagang, termasuk karyawati toko yang ada di depan pasar,”imbuhnya.