SAMN-NEWS.com, PATI – Ketaatan mematuhi protokol kesehatan dalam menghadapi wabah Covid-19 di Pati sudah selayaknya harus diikuti oleh seluruh elemen masyarakat. Tidak ada pengecualian baginya dalam rangka menekan laju penyebaran virus corona. Pada kelompok tertentu, anjuran maupun imbauan telah dilaksanakan baik. Namun, pada kelompok lainnya justru terkesan diabaikan.
“Jadi, kelompok masyarakat tertentu telah patuh kepada kebijakan pemerintah daerah. Tapi, ada yang belum mengikutinya. Pemerintah daerah bersikap mengambil langkahnya. Karena itu sudah pada ranah daerah melalui pihak Satpol PP, yang menjaga ketertiban masyarakat,” kata Kasi Pendidikan Diniyah (PD) Pondok Pesantren Kemenag Pati Abdul Salam saat dikonfirmasi Saminnews, Rabu (29/7/2020).
Kejadian seperti itu, dinilai dengan dibandingkan antara aktifitas Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPQ) terhadap masih adanya praktek kepariwisataan karaoke. Hal ini ditarik dari peredaran covid-19 di wilayah Pati yang masih belum berhenti.
Terkait pelaksanaan pembelajaran TPQ di Pati, pihaknya mengatakan hanya diikuti oleh anak-anak setempat. Hanya diikuti oleh anak sekitar lokasi TPQ itu sendiri. Namun, meski demikian dengan melihat kasus Covid-19 ini belum bisa dijalankan dengan tatap muka.
“Bagaimanapun juga, meski TPQ biasanya diikuti satu desa, satu wilayah. Biasanya hanya 10 santri atau 15. Tapi apapun namanya menjadi semacam kepatuhan lembaga pendidikan di Pati. Pendidikan TPQ walaupun pendidikan non-formal yang diadakan dibentuk oleh masyarakat,” terangnya.
Penyuaraan aspirasi masyarakat berkait dengan aktifitas TPQ telah dilakukan oleh berbagai kelompok dan organisasi. “Yang menjadi perhatian publik, kemarin hari Jumat oleh GP Ansor menggelar audiensi dengan dewan. Bahkan juga ada dari partai,” kata Salam.
“Meski demikian, pembelajaran TPQ jika dilakukan dengan cara daring kurang relevan. Pasalnya, TPQ itu kan ada pembelajaran tata cara pelafadzan, pengucapan yang baik dan benar atau secara tartil,” pungkasnya.