SAMIN-NEWS.com, PATI – Kepala Dinas Pertanian (Dispertan) Kabupaten Pati Muhtar Effendi menyebut dalam rangka mengembangkan produk pertanian di daerah Pati, harus dipersiapkan berbagai sarana pendukung. Dimaksudkan untuk menunjang produktifitas maksimal.
“Terkait usaha pengembangan pertanian, kita harus perhatikan sarana dan prasarana mekanisasi. Mau tak mau kita harus mulai pendukungnya, misalnya alat mesin pertanian (alsintan) harus dimulai dan disiapkan,” katanya kepada Saminnews, Rabu (22/7/2020) kemarin.
Mesin pertanian, kata Effendi sebagai langkah efisiensi waktu dalam proses pelaksanaan kegiatan pertanian. Mesin tani sebagai pengganti tenaga manusia maupun hewan dalam mempercepat memperbaiki waktu prosesnya.
Petani yang menggunakan alsintan lebih dimudahkan dalam olah tanah, tanam, sampai panen. Penggunaan alsintan ini juga lebih efektif dan efisien. Petani tak perlu waktu lama dalam olah lahan, tanam dan panen. Cara kerja alsintan juga lebih efisien. “Alat traktor, alat tandur (tanam, red) alat panen, alat bajak itu kan sebagai termasuk mekanik atau alat efisiensi. Karena sekarang juga, SDM juga agak kesulitan kan mas,” terangnya.
Pihaknya juga berpesan agar para petani lebih cerdas dalam memperhitungkan waktu panen. Pasalnya, kemungkinan besar ketika panen raya dengan waktu yang bersamaan akan mempengaruhi indeks harga produk pertanian. Karena, jumlah stok yang melimpah. Artinya dalam teori perdagangan penawaran (produk) akan berbanding terbalik dengan permintaan (pembelian), sehingga harga produknya juga ikut turun.
“Kendala yang dialami petani yaitu terkait harga produknya. Jadi, petani harus bisa mempertimbangkan waktu panen dengan daerah lain. Di daerah lain agar tidak bareng waktu panen dengan disini, itukan menunjang harga yang layak. Tidak alami pemerosotan, anjlok harganya,” bebernya.
Pihaknya juga mencontohkan harga komoditas bawang merah pernah mengalami harga yang luar biasa. Pada bulan Mei 2020 kemarin itu, harga bawang merah bisa mencapai 50 ribu perkilogram. Pada saat panen, bisa mencapai 500 juta dalam skala satu hektar. Tapi, sekarang harganya sudah masuk kriteria standar.
Disamping itu, pertanian mampu menyerap tenaga kerja dari lain pihak. Yaitu, ada buruh tani, penggarap maupun pemilik lahan. Itu kan mampu menyerap beberapa tenaga kerja. Yang selanjutnya, selain usaha pertanian bisa mencukupi akan kebutuhan sehari. Bisa mendatangkan profit ekonomi.
“Selain untuk mencukupi kebutuhan hidupnya ya mas, ada kriteria visi tujuan petani. Saya rasa bisa mendatangkan ekonomi, bisa untuk menyekolahkan anak misalnya. Juga bisa menyerap tenaga kerja dengan dibantu alat pertanian sebagai penggeraknya,” tutupnya.