Masyarakat Nilai Pembelajaran Online saat Ini Kurang Efektif

SAMIN-NEWS.COM, PATI – Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) yang diterapkan oleh satuan pendidikan dimasa pandemi Covid-19 ini membuat keefektifan belajar kurang dan bahkan tidak maksimal. Siswa belajar mandiri di rumah masing-masing tidak diperkenankan belajar bersama di sekolah. Hal ini untuk menghindari berkumpulnya warga satuan pendidikan di dalam kelas.

Tenaga pendidik atau guru beserta siswa yang notabenenya masih kurang begitu familiar terhadap PJJ melalui seperangkat teknologi digital mengundang kecemasan tersendiri. Bukan tak lain merupakan sekolah belum pernah menerapkan model pembelajaran seperti ini. Karena menggunakan sistem tatap muka.

Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Pati membuat sejumlah laporan terkait erat dengan pembelajaran yang dihadapkan dengan persoalan wabah Covid-19 masa sekarang. Laporan tersebut didapat melalui survey online yang dilakukan BPS setempat dengan membagikan link quesioner.

“Bersekolah pada masa pandemi di keluarga responden ada lima sub yang dinilai keefektifan belajar online. Pembelajaran antara guru dengan siswa ini dinilai oleh responden yang beragam,” Bunyi analisis hasil survei sosial-ekonomi dampak Covid-19.

Laporan analisis tersebut mencantumkan lima sub, jawaban terkait penilaian responden atas efektivitas belajar online. Yang diantaranya sangat efektif, sedikit efektif, efektif (biasa saja), kurang efektif dan tidak efektif. Jawaban tersebut disediakan oleh pertanyaan dalam menjawab pertanyaan seputar ke-efektifan belajar online.

Responden menjawab sub-kategori “sangat efektif senilai 6,9 persen. Kategori sedikit efektif ada 8,0 persen. Efektif (biasa saja) dijwab dengan 22,2 persen. Kurang efektif 50,7 persen serta yang menjawab tidak efektif sedikitnya 12,2 persen,” lanjut bunyi laporan hasil analisis tersebut.

Sebanyak 50,7 persen responden menyatakan pembelajaran online di rumah terasa kurang efektif. Artinya dalam penerapan pembelajaran Jarak jauh melalui sistem Online oleh kalangan responden menyatakan kurang efektif.

Ada beberapa kendala yang dialami dalam pembelajaran secara online selama masa pandemi. Kendala yang paling utama dialami oleh anak menurut responden adalah biaya untuk pembelian paket data internet yaitu sebesar 49,1 persen.

“Kendala utama selama belajar online yang menjawab tidak punya laptop 5,8 persen, menjawab tidak familiar internet 4,5 persen, sinyal tidal bagus 25,2 persen, biaya beli paket data 49,1 persen serta yang menjawab lainnya 15,4 persen,” lanjutnya.

Previous post Koramil Pucakwangi Pasang Unit Wifi untuk Memudahkan Pembelajaran Daring
Next post Hari Jadi Pati, Momentum Refleksi Semua Kelompok Masyarakat Untuk Bersinergi

Tinggalkan Balasan

Social profiles