SEMENJAK ramainya pemberitaan menyangkut makanan olahan ikan berkaleng untuk program Bantuan Sosial Non Tunai (BSNT) yang dianggap tidak layak mencuat di permukaan, publik melalui platform media sosial pun ikut bersuara dan mengungkapkan fakta akan nasib yang sama.
Kejadian tersebut bermula dengan temuan di beberapa desa yang diketahui bahwa salah satu bantuan dari program Bantuan Sosial Non Tunai (BSNT) yang diterima oleh Keluarga Penerima Manfaat (PKM) berupa makanan olahan ikan berkaleng hanya mencantumkan tanggal kadaluarsa dan kode produksi menggunakan secuil kertas yang ditulis tangan.
Publik pun menilai bahwa sebuah produk dengan keadaan seperti itu tentu bukanlah sebuah hal yang wajar. Selain itu, publik pun turut mempertanyakan perihal tulisan yang tercantum di label yang berbunyi “Diproduksi khusus untuk kalangan sendiri”. Beberapa pemerhati pun ikut bersuara terkait tulisan tersebut.
“Jika dibalik itu semua ada upaya untuk mengeruk keuntungan, salah satunya mungkin akan berujung pada keengganan membayarkan pajak atau memasarkan barang yang diperkirakan tidak layak,” ungkapnya.
Pihak badan usaha yang bersangkutan dalam pengadaan barang program BSNT tersebut sebenarnya sudah melakukan klarifikasi di depan beberapa awak media, mereka menyebut bahwa penyebab utama dari adanya kejadian tersebut adalah faktor minimnya waktu produksi dan mepetnya deadline. Tetapi hal tersebut semestinya bukanlah menjadi alasan bagi beberapa lembaga pemerintahan terkait untuk menghentikan penelusuran kasus tersebut.
Publik tentu menanti kepastian akan permasalahan yang mencuat, bahkan beberapa netizen pun berkomentar dengan nada nyinyir. “Peh wong kere meh dipakani sampah (mentang-mentang orang miskin mau diberi makan sampah),” tulis salah satu akun di laman facebook.
Ungkapan protes nan skeptis seperti itu bukanlah hal yang salah, tentu masyarakat terkhusus para KPM tidak bisa terima begitu saja akan kejadian seperti itu. Ditambah banyaknya kabar yang mengatakan bahwa kaleng yang mereka terima justru meledak ketika dibuka.
Yah, seharusnya semua pihak berwenang memang segera mengusut tuntas permasalahan tersebut. Jika terus dibiarkan, selain akan berpotensi menyuburkan sebuah tradisi jahat, hal tersebut juga mungkin akan berimbas pada kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah yang semakin menipis. Mosok ya wargane kabare meh dipakani sampah po mercon kok dijarke pak??