Melihat rambu lalu lintas yang ditempatkan di lokasi pinggir jalan raya seperti ini bagi pengguna jalan yang benar-benar memahami maksud dan tujuan dipasangnya rambu itu tentu menimbulkan tanda tanya, apa memang sudah benar ada rambu berdiri dengan tiang sependek itu , maka lebih baik pihak yang berkompeten mengecek lagi ketentuan yang mengaturnya agar tidak menjadi bahan tertawaan awam. Atau bahkan menjadi gurauan, jika benar ketentuannya demikian berarti ada pengurangan/pengiritan tentang bahan pipa sebagai tiangnya karena hal itu tidak lazim jika disamakan dengan rambu-rambu lainnya.
Sebab, rambu peringtatan dengan ketinggian tiang seperti itu juga bisa mendapat julukan sebagai rambu ”cebol” atau bisa juga rambu pengiritan karena memang tidak selayaknya dan tidak standar mengingat rambu di pinggur jalan Pati-Tlogowungu itu mengintakan para pengguna jalan bahwa setelah kondisi jalan menikung beberapa meter lagi di depan ada sebuah jembatan. Yakni, jembatan yang membentang di alur Kali Sani sehingga kendaraan dari arah berlawanan tidak saling mendahululi saat memasuki jembatan tersebut, maka agar kendaraan yang datang dari arah Pati mengetahui kondisi itu dipasanglah rambu peringatan, tapi sayang rambunya ”cebol.”
(Foto:Satya Anggara – Pati)
