Banyak yang pada awalnya terkenal dan ternama akhirnya pun tinggal nama, seperti Pabrik Benang Sutra milik Perhutani, yaitu Pabrik Sutra Alam (PSA) Regaloh, di kawasan Perhutani BKPH Regaloh BKPH Pati yang semula merupakan kegiatan usaha untuk Perhutanan Indiustri, satu-satunya di wilayah Perhutani Unit I Jawa Tengah yang sudah beberapa tahun terakhir ini harus menutup pabriknya karena jika tetap dipertahankan hanya akan menambah beban kerugian persusahaan. Karena biaya untuk memproduksi benang sutra maka harus memelihara ulat hingga menjadi kepompong, dari kepompong inilah kemudian diproses dan dipintal benangnya, dan baru diproses menjadi kain dengan cita sutra alam yang bila dijual harus dipatok dengan harga mahal.
Jika harga jual tidak layak sebagai konsumsi umum, paling-paling pembelinya terbatas dari kalangan atas, dan jika dibuat menjadi bahan pakaian maka peminatnya pun tidak seberapa, karena pakaian dengan bahan kain sutra sudah pasti jarang peminatnya, karena bahan pakaian dengan bahan kain batik tulis maupun batik cap saja banyak pabrik yang memproduksinya sehingga mudah dan murah untuk dikonsumsi khalayak. Sedangkan kain dengan bahan benang sutra, jika ulat sutranya yang dipelihara tidak diberi makanan khusus berupa daun murbei, tentu tidak akan bisa memproduksi benang sutra, dan areal pohon murbei yang semula juga ditanam berhektare-hektare di kawasan ini pun lahanya sudah banyak dikuasai para pesanggem untuk ditanami ubi kayu.
(Foto:SN/aed)