SAMIN-NEWS.com, PATI – Gerakan upaya mendisiplinkan masyarakat agar selalu memakai masker setelah 14 hari berakhir, kini hal tersebut dilanjutkan kembali juga selama 14 hari lagi. Karena itu kepada seluruh jajaran OPD dan juga para camat beserta Muspika, hendaknya juga terus melakukan gerakan tersebut sampai benar-benar masyarakat mematuhi semua ketentuan yang berlaku.
Hal itu ditegaskan Bupati Haryanto, di sela-sela kesempatan menyerahkan Bantuan Sosial Beras (BSB) dari Kementrian Sosial untuk Kelompok Penerima Manfaat (KPM) Program Keluarga Harapan (PKH) Pati, Senin (28/9) di halaman Gudang Bulog 204 Desa Sokokulon, Kecamatan Margorejo, Pati, tadi pagi. Sedangkan berlangsungnya jam malam, lanjutnya, juga terus menyesuaikan untuk membatasi orang-orang agar tidak memunculkan klaster baru.
Karena itu, berbagai upaya untuk menguarangi terjadinya hal-hal yang berdampak memunculkan klaster baru, seperti sebelum terjadi di kalangan jemaat gereja harus diputus. ”Demikian pula, munculnya klaster lain di kalangan para pedagang pasar juga sudah dilakukan upaya memutusnya secara langsung pada sasaran,”ujarnya.
Dengan demikian, lanjut Haryanto, sekarang upaya untuk memutus penyebaran itu dilakukan langsung ke pokok sasaran, tapi munculnya klaster baru terakhir ini tetap terus diburu. Yakni, pasien yang saat dirawat minta pulang dari rumah sakit atas permintaan sendiri (APS), hal inilah yang harus dilakukan pemantauan secara maksimal.
Sebab, saat berada di rumah sakit memang sama sekali tidak boleh dijenguk sehingga ketika pulang dari rumah sakit, para tetangga atau keluarga mengira kepulangannya ke rumah itu benar-benar sudah sembuh. Padahal yang bersangkutan sebenarnya masih terpapar, sehingga dampak yang ditimbulkan atas terjadinya penularan tak bisa dihindari.
Karena itu, terlepas dari hal tersebut maka upaya yang harus dilakukan secara maksimal adalah tetap mendisiplinkan masyarakat untuk tetap selalu memakai masker. ”Hal itu tidak hanya semata-mata pada orang tua, tapi anak-anak dan remaja juga jangan mengabaikan hal tersebut karena mengira kalau anak-anak maupun orang muda itu mesti kebal terhadap menularya virus tersebut,”tandas Haryanto.