PADA masa-masa akhir September seperti ini, tentu akan sedikit terasa hambar jika tidak ada narasi yang berkaitan dengan PKI yang mencuat di ruang massa. Hal itulah yang nampaknya melandasi Mantan Panglima TNI Jenderal (purn) Gatot Nurmantyo untuk membuka kembali luka lamanya melalui tudingan terhadap pemerintahan Jokowi.
Dalam sebuah dialog daring, Gatot menyebut bahwa penggantian dirinya sebagai Panglima TNI erat hubungannya dengan agenda nonton bareng film G30S/PKI saat dirinya menjabat.
Saat itu ia menjabat sebagai Panglima TNI selama 2 tahun 5 bulan. Dalam masa ia menjabat, dirinya memang pernah mewajibkan jajaran untuk nonton bareng film berjudul ‘Penumpasan Pengkhianatan G30S/PKI’ berdurasi 271 menit dan dibuat pada 1984.
Hal tersebutlah yang menurutnya menjadi alasan ia diberhentikan langsung oleh Presiden Joko Widodo. Lebih lanjut ia menyebut bahwa partai yang dinyatakan terlarang di Indonesia sejak 54 tahun lalu, ada di balik pemerintahan Presiden Jokowi.
“Saat itu saya punya sahabat dari PDIP meminta untuk dihentikan [kebijakan nonton bareng G30S/PKI]. Kalau tidak Pak Gatot akan diganti. Tapi saya gas, karena ini benar-benar berbahaya. Dan saya benar-benar diganti,” tuturnya dalam sebuah dialog daring.
Merespon tudingan tersebut, politikus PDIP yang juga anggota Komisi I DPR RI Mayjen TNI (Purn) TB Hasanuddin mengatakan bahwa pencopotan Gatot sama sekali tak ada hubungannya dengan acara nonton bareng G30S/PKI.
“Tak ada hubungannya sama sekali. Yang bersangkutan memang sudah mendekati selesai masa jabatannya dan akan segera memasuki masa pensiun,” tegasnya.
Dengan mencuatnya narasi mengenai PKI di akhir September ini, tentu membuat beberapa pihak termasuk saya menjadi cukup antusias. Secara pribadi saya suka desas-desus lapuk semacam ini, dalam kondisi pandemi seperti ini saya memang butuh adanya hiburan yang mampu menggetarkan jiwa seperti ini. Mantap Pak !