Rambu lalu lintas yang berdiri tidak tegak lagi bukanlah hal yang aneh sekali pun hal itu merupakan rambu untuk kepentingan ruas jalan nasional antara Pati-Kudus, tepatnya di pinggir jalan pada bagian tengah tugu batas antardua kabupaten, sehingga para pengguna jalan yang dari timur (Pati) akan bisa melihat kondisi rambu tersebut dengan jelas, dan masih bisa terbaca dengan jelas apa maksud dari rambu yang terpasang itu. Yakni, bahwa mulai depan rambu tersebut kondisi ruas jalan nasional itu menikung tajam kemudian kembali lurus ke barat (Kudus) sehingga para pengguna jalan dari timur hendaknya jangan mendahului kendaraan di depannya, akan tetapi dalam kondisi rambu lalu lintas yang sudah ”mau tidur” ini bukan berarti pengguna jalan abai terhadap rambu tersebut.
Di sisi lain, seharusnya pihak yang menanangi masalah ketersediaan dan pemeliharaan rambu lalu lintas di jalan raya, terutama di jalan nasional ini hendaknya segera cepat tanggap untuk membuat kembali rambu tersebut berdiri tegak, dan bukan justru hanya dilihat dan dibiarkan sehingga tidak menimbulkan kesan segala hal yang penyediaannya dilakukan oleh pemerintah biasanya hal-hal seperti itu dianggap biasa. Padahal, sikap masa bodoh tersebut bagian dari cerminan bahwa meskipun mereka adalah bagian dari personel orang-orang yang pemerintah sesuai di bidang tugasnya, tapi soal kepedulian jika terhadap hal sepele kalau hanya sekadar rambu lalu lintas, barangkali di anggap tidak penting. Benarkah demikian?
(Foto:SN/aed)