Najwa Shihab, Jiwa Korsa Relawan dan Akumulasi Amarah Rakyat

SEBUAH kelompok yang menamai diri mereka sebagai Relawan Jokowi Bersatu bisa jadi akan menjadi sebuah percontohan kelompok yang bapernya tidak tertolong lagi.

Beberapa waktu yang lalu, Relawan Jokowi Bersatu melaporkan salah satu pembawa acara yang sedang moncer, Najwa Shihab ke Polda Metro Jaya lantaran membuat acara wawancara dengan kursi kosong. Mereka menuding bahwa Najwa telah melecehkan lantaran membuat parodi soal Terawan dengan mewawancarai kursi kosong.

Namun laporan tersebut akhirnya ditolak kepolisian lantaran seharusnya perkara seperti ini muaranya harus ke dewan pers terlebih dahulu. Bahkan, Wakil Dewan Pers saja menyebut bahwa dengan adanya pelaporan ini, hal tersebut justru semakin memperjelas bahwa relawan Jokowi sudah kelewatan bapernya.

Sebenarnya, konsep yang diusung Najwa kali ini memanglah hal yang sangat baru dan terlihat asing di Indonesia. Di mana secara gamblang menampilkan “narasumber” paling bertanggung jawab pada suatu kasus tapi sekalian ditunjukkan pula gimana keengganan si narasumber untuk menunjukkan batang hidungnya.

Padahal jika kita tarik ke luar negeri, konsep seperti ini sudah sangat lumrah dan biasa digunakan sebagai metode untuk menyampaikan sindiran seperti yang Najwa lakukan.

Hanya saja mungkin bagi beberapa orang seperti relawan Jokowi yang mungkin belum pernah melihat hal serupa, akhirnya hal tersebut pun menjadi hal yang sangat tidak menyenangkan. Dan akhirnya mereka pun melaporkan Najwa ke polisi.

Hmm, namanya juga sakit hati, yang penting laporkan saja dulu, masalah hasil pikir belakangan.

Tapi dari kacamata egois saya, hal tersebut sudah kelewat lucunya. Seperti kita ketahui bahwa Terawan memang tidak memiliki basis relawan, jadi akhirnya kemarahan tersebut diwakilkan saja oleh relawan Jokowi. Sungguh berjiwa korsa, urusan sakit hati saja sampai diwakilkan.

Menurut mereka, mewawancarai kursi kosong adalah sebuah bentuk cyber bullying, karena telah memparodikan dan mempermalukan pejabat negara.

Pelaporan itu pun menuai banyak kontroversi. Apalagi amarah rakyat yang sedang di ubun-ubun setelah Pemerintah dan DPR sahkan RUU Cilaka, eh ditambah dengan Relawan Jokowi Bersatu bikin nama Najwa Shihab berhasil nyelip dan trending di Twitter. Makin banyak yang muntab lah dengan pemerintah sekarang ini.

Maka menjadi hal yang wajar jika banyak masyarakat yang mendukung Najwa Shihab. Lha bagaimana tidak? Akumulasi amarah rakyat sudah kian menumpuk dan menyebabkan tingkat kepercayaan kepada pemerintah semakin turun.

Meskipun begitu, apa yang dilakukan relawan Jokowi juga patut diapresiasi setinggi-tingginya. Hal tersebut mengingat bagaimana mereka menunjukkan kecintaan, solidaritas dan jiwa korsa mereka. Bagi mereka Jokowi selalu nomor satu…

Previous post Soal Pemakaman Standar Covid-19; Dicapai Kesepahaman antara BPBD dengan Pihak Keluarga
Ketua Fraksi Demokrat DPRD Pati, Aris Sukrisno. Next post Fraksi Demokrat Pertanyakan Anggaran Arpusda

Tinggalkan Balasan

Social profiles