Pembangunan Proyek Tidak Maksimal, Warga Terancam Jadi Korban

Siapa pun rekanan dan penyedia paket pekerjaan pembangunan saluran pembuang (drainase) di sisi ruas jalan baik kiri maupun kanan Jalur Lingkar Selatan (JLS) Pati, jangan memutuskan bahwa pelaksanaan pekerjaan tersebut sudah tuntas, dan menganggap semua saluran yang selesai dikerjakan itu antara satu dan lainnya sudah menyambung, sehingga bila turun hujan maupun mendapat gelontoran air dari kawasan hulu saluran langsung mengalir masuk ke pembuangan, sehingga tidak menimbulkan genangan di sekitarnya. Apalagi, jika genangan tersebut justru luber ke areal persawahan penduduk sebagai dampak dari tidak maksimalnya lubang saluran, utamanya yang harus melewati ruas jalan, baik yang menuju ke perkampungan warga maupun ke areal persawahan.

Sebab, rata-rata bagian yang seharusnya bisa menyambung dengan saluran pembuang yang baru selesai dibangun itu benar-benar maksimal, bukan hanya sekadar bentuk gorong-gorong dari buis beton lama berukuran kecil yang sebelumnya sudah terpasang, karena hal itu akan menyebabkan air dari hulu saluran yang mengalir jika sampai di gorong-gorong melintang pada jalan pasti akan limpas ke jalan tersebut, atau juga masuk ke areal persawahan warga. Kondisi seperti akan muncul jika nanti saatnya sudah musim penghujan, dan sudah semestinya pihak rekanan yang melaksanakan pekerjaan atau pihak berkompten pemberi paket pekerjaan itu harus bertanggung jawab sepenuhnya, untuk membenahi saluran pembuang yang secara keseluruhan memang belum tuntas, tapi sudah ditinggalkan.

(Foto:SN/aed)

Previous post E-Koran Samin News Edisi 16 Oktober 2020
Next post Pamerintah dan Pola Komunikasi Publik yang Gila dalam UU Cipta Kerja

Tinggalkan Balasan

Social profiles