Mau mencari lahan di kawasan perbukitan yang modelnya seperti ini kalau di Pati, bukanlah hal sulit karena memang yang model-model seperti ini selalu disukai banyak warga yang tinggal di kawasan perbukitan, di antaranya adalah kawasan perbukitan Patiayam, karena di kawasan perbukitan ini setelah turun hujan beberapa kali, pemilik lahannya sudah menunggu untuk bisa ditanami ubi kayu, meskipun gundulnya lahan tersebut adalah ancaman bagi warga di kawasan hilir, di mana alur kali dari kawasan perebukitan itu memang ada. Bahkan sekarang, perbukitan dengan lahan tanah merah tersebut ramai-ramai sudah ditanami ubi kayu oleh warga meskipun hasil panenannya jika dijual harganya pasti merosot tajam karena di mana-mana lahan tersebut tengah panen tanaman ubi kayu itu, dan harga jualnya hanya antara Rp 1.000 s/d Rp 1.500 per kilogram, tapi mereka pun tak pernah jera.
Apalagi, dengan menanam ubi kayu berhektare-hektare di kawasan perbukitan gundul, adalah membuktikan bahwa mereka ini adalah kelompok orang yang tak pernah berpikir tentang kondisi lingkungan, sehingga mereka sama sekali tidak menyadari jika tanah merah yang diolah untuk ditanami ubi kayu bila turun hujan, maka curah hujan yang tinggi akan menghantar cairan tanah merah tersebut masuk ke dalam alur kali. Dari alur kali inilah aliran air membawa kandungan tanah merah masuk ke dalam alur kali yang ada di kawasan perbukitan tersebut, dan lebih parah lagi jika curah hujan tinggi maka arus air kali pun mengalir ke hilir sampai limpas ke kiri dan kanannya, dan di lokasi warga bertempat tinggal, dan akhirnya banjir bandang disertai lumpur pun masuk perkampungan warga tak bisa dihindari.
(Foto:SN/aed)